Selasa 12 Jul 2022 00:20 WIB

453 Industri Pariwisata di NTB Kantongi Sertifikat CHSE

Sertifikat CHSE memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali pariwisata

Sertifikat CHSE (ilustrasi). Sebanyak 453 industri pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengantongi sertifikat kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan atau cleanliness, healthy, safety dan environment sustainability (CHSE).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Sertifikat CHSE (ilustrasi). Sebanyak 453 industri pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengantongi sertifikat kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan atau cleanliness, healthy, safety dan environment sustainability (CHSE).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Sebanyak 453 industri pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengantongi sertifikat kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan atau cleanliness, healthy, safety and environment sustainability (CHSE).

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi, mengatakan 453 industri pariwisata tersebut terdiri dari hotel, restoran, rumah makan, homestay, dan villa yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di wilayah itu. "Jumlahnya ada 453 yang sudah disertifikasi CHSE. Ada yang diurus melalui Kementerian Pariwisata sebanyak 113 dan diurus daerah ada 340," ujar Yusron pada kegiatan Pelatihan CHSE bagi ASN di NTB bertempat di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan selain itu terdapat 150 industri pariwisata yang saat ini sedang diusulkan untuk bisa mendapatkan sertifikat CHSE. "Harapannya pada 2022 ini, 150 industri pariwisata tersebut sudah mendapatkan sertifikasi CHSE," terang Yusron.

Menurut dia, sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sertifikasi ini untuk memulihkan kepercayaan wisatawan serta menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif.

Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan. "Jadi, CHSE ini menjadi salah satu bukti bahwa pariwisata NTB siap didatangi, aman dikunjungi, nyaman, dan sehat sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan, ini juga erat kaitannya dengan Saptapesona," ucap mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini.

Lebih lanjut, kata Yusron, selain kepada pelaku industri pariwisata, CHSE ini penting juga dipahami dan diketahui oleh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten dan kota di NTB. Mengingat, bagaimana pun destinasi wisata ada di wilayah kabupaten dan kota.

"Makanya kabupaten dan kota perlu penguatan CHSE, apalagi NTB sudah menjadi tempat kegiatan internasional," imbuh Yusron.

Oleh karena itu, Yusron berharap makin banyak industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel, restoran, rumah makan, homestay, termasuk industri kreatif di NTB bisa memiliki sertifikasi CHSE sebagai bentuk kepercayaan wisatawan di masa pandemi Covid-19. "Dalam kondisi sekarang ini, kesehatan menjadi penting dan harus tetap dijaga serta dunia usaha harus mampu terus beradaptasi, sehingga meski di tengah pandemi pelaku industri pariwisata tetap berjalan normal sesuai dengan protokol kesehatan," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement