Senin 11 Jul 2022 21:46 WIB

Beli Solar Dibatasi, Puluhan Sopir Datangi Pertamina Bengkulu

Aturan itu memberatkan para sopir truk milik pribadi yang menawarkan jasa angkut.

Refleksi dari spion truk saat petugas melayani pengisian BBM jenis solar di SPBU (ilustrasi). Puluhan sopir truk pengangkut sawit dan batu bara di Provinsi Bengkulu mendatangi Kantor PT Pertamina Pulau Baai Kantor Cabang Bengkulu.
Foto: ANTARA /Zabur Karuru
Refleksi dari spion truk saat petugas melayani pengisian BBM jenis solar di SPBU (ilustrasi). Puluhan sopir truk pengangkut sawit dan batu bara di Provinsi Bengkulu mendatangi Kantor PT Pertamina Pulau Baai Kantor Cabang Bengkulu.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Puluhan sopir truk pengangkut sawit dan batu bara di Provinsi Bengkulu mendatangi Kantor PT Pertamina Pulau Baai Kantor Cabang Bengkulu. Mereka mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melarang truk angkutan tertentu membeli BBM solar bersubsidi.

Salah satu sopir truk, Abuy, di Bengkulu, Senin (11/7/2022), mengatakan, aturan tersebut sangat memberatkan mereka para sopir truk milik pribadi yang menawarkan jasa angkut. "Kami ingin mempertanyakan karena minyak itu masih ada, masih digunakan oleh pihak-pihak tertentu seperti mobil boks dan mobil pribadi," kata Abuy.

Baca Juga

Ia menjelaskan, masih dilayaninya pembelian solar bersubsidi bagi mobil boks dan mobil pribadi tersebut dinilai sebagai bentuk ketidakadilan terutama bagi mereka para sopir truk pribadi. Sebab Abuy dan teman-temannya yang lain bekerja secara individu. Mereka hanya mendapatkan uang dari jasa pengangkutan tandan buah segar (TBS) sawit ataupun batuan mineral lainnya.

Hal senada juga disampaikan oleh sopir truk yang lainnya. Mobil boks banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk pengangkutan produk mereka.

"Jika pemerintah mau menghapus biosolar, silakan hapus kami tidak masalah. Silakan keluarkan dexlite sebanyak-banyaknya, tapi kami minta harga ongkos juga akan naik semua," ujar Dodi.

Menurut dia, sopir truk merupakan ujung tombak untuk mendistribusikan kebutuhan kepada masyarakat. Jiika tetap dilarang akan berdampak terhadap kebutuhan sehari-hari.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement