Senin 11 Jul 2022 20:36 WIB

Kesbangpol Sebut 140 Anggota Khilafatul Muslimin Berada di NTT

Kesbangpol NTT koordinasi dengan pemda dan Polri tangani anggota Khilafatul Muslimin

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah anggota Khilafatul Muslimin saat mendekrlarasikan diri mengakui NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/6/2022).
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Sejumlah anggota Khilafatul Muslimin saat mendekrlarasikan diri mengakui NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat terdapat 140 anggota Khilafatul Muslimin yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

"Mereka tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat dan ada di beberapa titik di beberapa pulau di daerah itu," kata Kepala Kesbangpol NTT Jhon Oktavianus di Kupang, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Keterangan ini disampaikan berkaitan dengan munculnya kelompok Khilafatul Muslimin di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang dinilai meresahkan banyak orang. Jhon menjelaskan 140 orang anggota tersebut memiliki kartu anggota. Namun walaupun memiliki kartu anggota, mereka justru tidak paham bahwa kelompok tersebut bertentangan dengan Pancasila.

"Mereka hanya ikut-ikutan saja. Mereka tahunya bahwa bisa belajar agama, tetapi ternyata mereka kaget di balik itu ada tujuan lain," kata dia.

Jhon mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan pemda setempat, Densus 88, dan Polri untuk memantau keberadaan kelompok itu di Labuan Bajo. Ratusan anggota kelompok tersebut juga sudah berjanji akan meninggalkan baiat dan akan kembali mengakui Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.

"Selama Juli ini kami targetkan semuanya bisa melepaskan Khilafatul Muslimin sehingga pada 17 Agustus nanti kami akan undang mereka untuk hadir upacara peringatan," ujarnya.

Jhon menuturkan sebagai kawasan pariwisata premium, Kabupaten Manggarai Barat, khususnya Labuan Bajo harus terhindar dari berbagai kelompok-kelompok radikalisme yang dapat merusak kawasan wisata tersebut. Karena itu, tim yang dibentuk juga sudah mengawasi pergerakan dari kelompok tersebut dan yang menginisiasi di Labuan Bajo juga terus dipantau pergerakannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement