Senin 11 Jul 2022 18:18 WIB

Kasus Naik, Kemenkes: Mayoritas Masyarakat Masih Punya Kekebalan Tinggi

Dirjen Kemenkes sebut masyarakat masih punya kekebalan tinggi meski kasus naik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang calon penumpang mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Dirjen Kemenkes sebut masyarakat masih punya kekebalan tinggi meski kasus naik.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Seorang calon penumpang mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Dirjen Kemenkes sebut masyarakat masih punya kekebalan tinggi meski kasus naik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Yudhi Pramono mengatakan tren kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mengalami kenaikan yang didominasi varian BA.4 dan BA.5

Namun demikian, Yudhi mengatakan, tren penambahan kasus Covid-19 masih tetap terkendali. "Kita alami tren kenaikan Covid-19, didominasi BA4 dan BA5 tetapi masih terkendali dan mayoritas masyarakat Indonesia masih memiliki kekebalan yang baik," ujar Yudhi dalam acara diskusi FMB9 bertajuk Prokes Kepulangan Jamaah Haji secara daring, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan cakupan vaksinasi lengkap dosis 1 dan 2 di masyarakat dari sasaran target juga tinggi yakni mencapai 81 persen. Sedangkan untuk vaksinasi booster atau dosis ketiga terus mengalami peningkatan terakhir sudah 24,8 persen.

Karena itu, pemerintah terus mengantisipasi tambahan kasus, terutama jelang kepulangan jamaah haji Indonesia ke Tanah Air. Dia mengatakan, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) termasuk jemaah haji yang akan masuk ke Indonesia wajib menunjukkan sertifikasi vaksinasi minimal dua dosis paling tidak 14 hari sebelum keberangkatan.

"Untuk memasuki syarat masuk ke Indonesia. PPLN juga wajib jalani pemeriksaan gejala terkait Covid-19 mulai suhu, pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan berlaku dalam SE 22 yang paling utama," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement