Senin 11 Jul 2022 16:26 WIB

Lantik Pengurus TMP Jabar, Sekjen PDIP Ingatkan Turun ke Bawah tanpa Kenal Lelah

TMP diharap jadi pusat kaderisasi pemuda masa kini.

Lantik Pengurus TMP Jabar, Sekjen PDIP Ingatkan Turun ke Bawah Tanpa Kenal Lelah
Foto: Dok Republika
Lantik Pengurus TMP Jabar, Sekjen PDIP Ingatkan Turun ke Bawah Tanpa Kenal Lelah

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kader dan pengurus PDI Perjuangan (PDIP) diinstruksikan untuk terus turun ke bawah tak ada jarak dengan masyarakat. Kader PDIP diminta jangan terpengaruh dengan manuver politik yang tidak perlu.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyantk saat pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih (TMP) Provinsi Jawa Barat. Kegiatan dilaksanakan di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung, pada Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Menurut Hasto, di saat yang lain melakukan manuver tingkat elite untuk kepentingan capres-capresan, kader PDIP justru harus bermanuver ke rakyat.

"Biarkan yang lain berdansa politik, tugas kita adalah turun ke bawah bersama rakyat tanpa henti, menjadi bagian dari solusi,” ujar Hasto yang langsung disambut semangat oleh para kader TMP Jabar.

Menurut Hasto, setiap organ partai, apalagi kader TMP harus terus bergerak ke bawah tanpa ada yang bisa menjadi hambatan.

"Perjuangan dan gerakan ke bawah tidak pernah stop. Mau bergerak 24 jam silahkan, bahkan 26 jam pun dipersilahkan bagi kader TMP," ungkapnya.

"Kader partai haram hukumnya tidak bergerak. Terus bergerak ke bawah," ujar Hasto.

Di acara itu, selain ratusan kader TMP, hadir jajaran DPD PDIP Jabar dipimpin Ketuanya Ono Surono, Sekretaris Ketut Sustiawan, Bendahara Rahmat Suganda, Anggota DPR dapil Jabar I Nico Siahaan, serta Ketua Umum dan Sekjen TMP Maruarar Sirait dan Restu Hapsari.

Pada kesempatan itu, Hasto banyak menjabarkan tentang  Pancasila pada spirit kelahirannya tanggal 1 Juni 1945 yang digelorakan Bung Karno dan digali dari Bumi Indonesia. Bahwa Indonesia ini bangsa hebat.

Hasto menuturkan Ketua Umum PDIP Prof Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri menugaskan agar digali sejarah bangsa agar kita memahami akar dan jati diri bangsa.

"Mengapa seluruh agama bisa masuk dengan damai tanpa konflik, mengapa kita saat ini bisa hidup damai, apa falsafah kita? Maka itulah DPP melakukan kajian bersama sosiolog, antropolog,  dan arkeolog, untuk menegaskan kita punya rekam jejak sejarah membanggakan termasuk di Pasundan," jelas Hasto.

"Kebudayaan kita hebat, itu yang harus kita angkat kembali," lanjutnya.

Dijelaskan Hasto sila pertama dalam lahirnya Pancasila, itulah prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia tak akan membedakan keluarga atas dasar agama, suku ras, dan budaya. Tapi satu ketuhanan yang berkebudayaan.

"Sila pertama. Jadi suatu ketuhanan yang berbudi pekerto luhur, tidak ada egoisme agama; suatu ketuhanan yang berkebudayaan. Ini hakekat yang harus dipahami TMP. Wajib baca pidato lahirnya Pancasila 1 Juni," tegas Hasto kepada kader TMP yang hadir.

Kemudian dijelaskan sila kemanusiaan, yang mengandung falsafah luar biasa. Bahwa ke dalam, bertujuan membebaskan manusia Indonesia dari kemiskinan dan praktik kolonialisme. Sementara keluar, spiritnya adalah  menggelorakan kepemimpinan Indonesia di dunia di berbagai bidang kehidupan.

"Karena itulah Iptek kita harus lebih hebat. Institusi pendidikan saja kita masih kalah dari Singapura dan Malaysia. Jadi bagaimana kita sebagai negara besar, kita harus lebih hebat. Bagaimana lebih hebat kalau dari sisi pendidikan saja kita tertinggal? Jadi kita harus masuk juga ke problematika pendidikan kita," jelas Hasto.

Ditegaskan Hasto, Pancasila adalah ideologi geopolitik yang harus terus digelorakan kembali.

Hal ini penting digelorakan di kalangan muda karena masa depan Indonesia berada di tangah mayoritas warga negara berusia muda, yang kerap disebut generasi milenial, generasi X.

“Peran kaum muda Indonesia jadi makin penting. TMP harus jadi pusat kaderisasi pemuda masa kini. Mereka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, harus maju tak kenal berhenti,” tegas Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement