Senin 11 Jul 2022 10:33 WIB

Pahami Manajemen Risiko pada Perusahaan Manufacturing

Manajemen risiko memberikan pemahaman untuk melindungi organisasi dari risiko bisnis

Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses mengadakan seminar tentang Manajemen Risiko pada Perusahaan Manufacturing.
Foto: UBSI
Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses mengadakan seminar tentang Manajemen Risiko pada Perusahaan Manufacturing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses mengadakan seminar tentang Manajemen Risiko pada Perusahaan Manufacturing. Acara ini digelar secara daring melalui Zoom pada Kamis (24/6/2022) dan Selasa (24/6/2022). Acara ini menghadirkan Hidayat Priharjanto selaku general manager PT ISTEM dan Actem serta R.Prie Haryono dari PT Asia Pacific Fibers. 

Nurvi Oktiani selaku ketua prodi Manajemen Universitas BSI mengatakan mahasiswa harus paham mengenai manajemen risiko. Manajemen risiko memberikan pemahaman untuk melindungi organisasi dari risiko yang menghambat pencapaian bisnis.

Baca Juga

“Dalam perusahaan manufacturing terdapat sistem untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku mentah dengan menggunakan alat, mesin produksi, dan sebagainya dalam skala produksi yang besar. Jadi manajemen risiko sangat penting agar perusahaan terhindar dari potensi yang menimbulkan kerugian bagi,” kata Nurvi dalam rilis yang diterima, Kamis (7/7/2022). 

Hidayat Priharjanto dalam materinya menjelaskan manajemen risiko dalam hal keamanan merupakan hal yang patut diperhatikan dalam bisnis, apalagi konteksnya perusahsan manufacturing. Pasalnya, suatu organisasi akan menghadapi masa-masa ketidakpastian dalam pencapaian visi dan misinya. Faktanya tidak setiap organisasi bebas dari ketidakpastian akan risiko sehingga penting menerapkan manajemen risiko.

“Berbagai risiko baik teknis maupun non-teknis sangat mungkin melanda suatu perusahaan. Contohnya risiko yang dihadapi perusahaan manufaktur antara lain risiko ketidakpastian ekonomi, bencana alam, inflansi, krisis moneter, dan kondisi kestabilan negara,” jelas Hidayat. 

Menurutnya dalam menghadapi sebuah risiko setiap organisasi memiliki ketahanan yang tidak sama. Ada yang tahan terhadap risiko kegagalan, tetapi ada pula yang tidak memiliki ketahanan yang baik terhadap risiko tersebut.

Daya tahan organisasi terhadap risiko berbeda-beda. Ada yang tahan tapi ada juga yang kolaps saat menghadapi risiko. Terciptanya budaya risiko menjadi daya tahan yang paling fundamental di sini. 

Senada, R.Prie Haryono sebagai pemateri kedua memaparkan kemampuan memahami dan mengendalikan risiko membuat perusahaan lebih percaya diri dalam menentukan keputusan bisnis. Selain itu, prinsip tata Kelola perusahaan yang kuat dan berfokus pada manajemen risiko dapat membantu mencapai tujuan perusahaan serta memiliki manfaat. Salah satu manfaatnya yaitu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf dan pelanggan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement