Senin 11 Jul 2022 07:07 WIB

Serangan Roket Rusia Hancurkan Apartemen di Donbas

Apartemen lima lantai yang ambruk ditembak roket Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan enam orang tewas dan 30 lainnya dikhawatirkan terperangkap di bawah apartemen lima lantai yang ambruk ditembak roket Rusia.
Foto: AP/Andriy Andriyenko
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan enam orang tewas dan 30 lainnya dikhawatirkan terperangkap di bawah apartemen lima lantai yang ambruk ditembak roket Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan enam orang tewas dan 30 lainnya dikhawatirkan terperangkap di bawah apartemen lima lantai yang ambruk ditembak roket Rusia. Di aplikasi kirim pesan Telegram, Kyrylenko mengatakan Rusia menembakan roket Urugan pada Sabtu (9/7/2022).

Ia mengatakan enam orang sudah dinyatakan meninggal dunia dan lima lainnya terluka dalam serangan ke apartemen di Kota Chasiv Yar itu. Berdasarkan informasi dari warga setempat, setidaknya 34 orang terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca Juga

Sebelumnya dilaporkan pejuang Ukraina bertempur menahan pasukan Rusia di beberapa medan sekaligus. Sementara itu usai Pertemuan Menteri Luar Negeri G20, Amerika Serikat (AS) mendesak China bergabung dengan Barat untuk menentang invasi Rusia.

Gubernur Donetsk mengatakan Rudal yang menghantam barat daya Kota Kharkiv melukai tiga orang warga sipil. Tampaknya Rusia memfokuskan serangannya di Luhansk dan Donetsk.  

Dua provinsi itu bagian dari daerah industri Donbas yang dikuasai separatis pro-Rusia sejak awal perang pada Februari lalu. Sementara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Moskow mengumpulkan pasukan cadangan di sekitar perbatasan dengan Ukraina.

Kyrylenko juga mengatakan rudal Rusia menghantam Druzhkivka, kota yang berada di belakang garis depan pertempuran. Dilaporkan terdapat tembakan ke arah pusat pemukiman warga.

"(Pasukan Rusia) menembakan sepanjang garis pertempuran," kata Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai di Telegram.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement