Selasa 09 Apr 2019 18:28 WIB

Mencegah Anak-Anak Kecanduan Gim Online

Pemerintah harus turun mengatur akses bagi anak agar tak kecanduan gim online

Gim PUBG (Ilustrasi)
Foto: Republika
Gim PUBG (Ilustrasi)

Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, poli kejiwaan Rumah Sakit Umum dr Soebandi Jember, Jawa Timur telah melakukan perawatan terhadap lima orang remaja. Kelima pasien tersebut berusia 10 hingga 14 tahun, mengalami kecanduan gim online.

Mereka menjadi pribadi yang cenderung kasar dan mudah marah. Menurut psikiater RS dr Soebandi, dokter Justina Evy, gangguan perilaku yang mereka derita diyakini akibat game online Player Unknown's Battlegrounds (PUBG).

Baca Juga

Jadi seakan-akan mereka itu ingin menjadi tokoh dalam gim, hingga sering melakukan kekerasan terhadap orang lain, seperti adik, kakak, dan anggota keluarga yang lain. Dampak buruk gim ini dirasakan di beberapa negara. India sudah melarang peredarannya.

Memang benar bahwa ketenaran gim Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) Mobile belakangan ini semakin meroket. Seiring dengan itu, pihak Tencent Perusahaan pembuat game asal Cina, Tencent, mengembangkan fitur kunci digital yang dapat digunakan oleh orang tua untuk mencegah anak dari kecanduan bermain gim.

Menurut laporan yang diterbitkan firma riset Sensor Tower, pendapatan PUBG Mobile mencapai angka 32,5 juta dolar AS dalam kurun waktu satu bulan selama November lalu.  Angka tersebut menjadi jumlah pendapatan tertinggi sejak pertama kali gim ini dirilis.

Fakta bahwa kapitalisme menyerang sebuah bangsa, tidak dapat lagi dipungkiri. Bahkan melalui game yang seharusnya anak-anak menjadi senang karena merupakan sarana bermain anak, malah berbuah petaka.

Hal ini menjadi tugas penguasa untuk mengatur akses internet yang masuk ke dalam genggaman generasi muda. Era kebebasan informasi seharusnya membuat generasi terbantu karena mudahnya mendapat info untuk menambah wawasan.

Akan tetapi jika malah kerusakan menjadi mudah diakses, maka output darinya pun tak akan jauh dari itu. Yaitu kerusakan lagi. Islam menjaga generasi. Juga menjaga akal. Maka campakkan kapitalisme, itu adalah satu-satunya cara melindungi bangsa ini. Kita pasti tidak ingin jika umat dipimpin oleh generasi sakit jiwa produk pecandu game online.

Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement