Jumat 08 Mar 2019 18:08 WIB

Cita-Cita Memajukan Peradaban Lewat Literasi

Untuk membangkitkan pemikiran sebuah peradaban harus melalui literasi.

Suasana di sekitar kotak literasi cerdas (Kolecer) di Taman Sempur, Kota Bogor, Senin (14/1). Nampak beberapa warga membaca buku yang tersedia dari Kolecer.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Suasana di sekitar kotak literasi cerdas (Kolecer) di Taman Sempur, Kota Bogor, Senin (14/1). Nampak beberapa warga membaca buku yang tersedia dari Kolecer.

Salah satu ciri bangsa yang maju adalah menghargai ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan akan membawa pada kemajuan peradaban. Sedangkan, kebangkitan peradaban suatu bangsa bermula dari kebangkitan pemikiran.

Sehingga usaha pertama yang dilakukan agar suatu bangsa bisa bangkit dan maju adalah dengan membangkitkan pemikiran umatnya. Untuk membangkitkan pemikiran diperlukan sarana pendukung, salah satunya melalui literasi.

Baca Juga

Sehingga penting untuk menyediakan media baca berupa buku-buku bergizi bagi masyarakat. Tapi apalah artinya buku atau literasi tanpa dibaca? Karena membaca memang akar dari literasi.

Sayangnya, hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang membaca buku secara rutin. Ini tantangan besar bagi sebuah bangsa yang bermimpi bangkit dan maju peradabannya. 

Maraknya hoax adalah bukti bahwa masyarakat belum mampu menyaring informasi sebelum sharing. Bukti pendeknya pikiran dan dangkalnya pemahaman. Oleh karena itu, kita harus memperkuat kemampuan literasi setiap individu masyarakat. Tanpa kemampuan literasi yang baik, tidak akan lahir individu-individu hebat. Apalagi di era informasi yang begitu melimpah, dibutuhkan kecerdasaan literasi untuk memilah mana informasi yang mencerahkan dan mana yang sekedar sampah. 

Pengirim: Ummu Athiyah, Makassar

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement