Selasa 12 Jul 2022 06:57 WIB

Lewat Produk Daur Ulang, UMKM di Klaten Bawa Kultur Batik Mendunia

Melalui program CPNE dari LPEI, Wastraloka dapat melakukan ekspor ke sejumlah negara di dunia dengan berbagai produk daur ulang.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Wamenkeu RI, Suahasil Nazara, berkunjung ke Workshop Wastraloka di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022). (Kemenkeu)
Wamenkeu RI, Suahasil Nazara, berkunjung ke Workshop Wastraloka di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022). (Kemenkeu)

Pemerintah mendorong UKM Indonesia memperkuat ciri khas dan karakter agar menjadi keunikan yang kompetitif. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Suahasil Nazara, menegaskan dukungan Pemerintah terhadap UKM Indonesia saat berkunjung ke Workshop Wastraloka di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022).

Dia menjelaskan, peran negara adalah membantu dan melakukan fasilitasi. Bentuk fasilitasinya adalah support membantu tata kelola untuk ekspor, juga membantu dalam hal pendanaan.

Baca Juga: Momen Sandiaga Uno Yakinkan Orang Tua Pelaku UMKM Untuk Beri Dukungan

"UMKM kita harapkan bisa terus naik kelas dari UMKM yang bekerja secara rumahan bekerja secara keluarga nanti digali terus idenya dan jika mendapatkan produk yang laku di mancanegara, negara juga siap membantu memfasilitasi hal tersebut," ujar Wamenkeu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/7/2022).

Dalam workshop, Wamenkeu bersama dengan Direktur Eksekutif LPEI berdialog dengan Eni Anjayani, penggagas sekaligus pemilik PT Wastraloka Indo Kreasi (Wastraloka). Mereka membahas upaya yang dilakukan untuk menciptakan karya kreatif ramah lingkungan hingga menembus mancanegara. Wastraloka yang merupakan UKM dengan produk kerajinan daur ulang premium yang dilukis motif batik adalah salah satu penerima berbagai fasilitas dari LPEI untuk peningkatan ekspor.

Pertemuan LPEI dengan Wastraloka terjadi pada tahun 2018 dalam program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan Coaching Program for New Exporters (CPNE). Ketika itu, Wastraloka merupakan salah satu UKM kerajinan asal Yogyakarta yang memiliki keunikan dan nilai jual ekspor yang menarik. Pelatihan ekspor yang diberikan mampu mempertajam keunggulan kompetitif yang dimiliki Wastraloka.

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam peningkatan ekspor nasional memiliki mandat untuk berupaya menciptakan eksportir baru. Melalui program CPNE, Wastraloka dapat melakukan ekspor ke sejumlah negara di dunia dengan berbagai produk daur ulang.

Saat ini, Wastraloka telah mampu melakukan ekspor ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Uni Emirat Arab. Kapasitas produksinya telah meningkat hingga mampu memproduksi lebih dari 1.000 unit dan mampu mencetak omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya.

Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso, mengatakan, dengan mengikuti program CPNE, Wastraloka ikut mendapatkan manfaat besar terlebih untuk membantu pemilihan jenis produk yang produksi sesuai dengan demand, akses pasar, menghitung harga jual, dan belajar proses dari pengiriman produk hingga sampai ke negara tujuan.

Baca Juga: Aplikasi Kasir Pintar Mulai Bidik Pelaku UMKM, Ini Fungsinya...

Selain program CPNE, LPEI juga telah melibatkan Wastraloka di sejumlah Pameran dan Business Matching untuk perluasan akses pasar. Wastraloka telah mengikuti salah satu pameran dagang terbesar di Indonesia, yaitu Trade Expo Indonesia (TEI) pada tahun 2018 dan berkolaborasi bersama Sarinah dalam rangka perluasan akses pasar.

Sebagai informasi, Wastraloka merupakan UKM asal Yogyakarta yang telah dirintis oleh Eni Anjayani sejak tahun 2014. Produk kerajinan daur ulang premium seperti kaleng kerupuk, traditional teapot, tray, candle holder, stool, tumbler yang dilukis motif batik tangan oleh seniman lokal menjadi keunggulan tersendiri dari Wastraloka. UKM asal Klaten, Yogyakarta ini juga memiliki misi pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia hingga ke mancanegara.

Sebelum menjadi pengusaha, Eni adalah seorang pegawai kantoran dan juga seorang ibu rumah tangga yang gemar mengumpulkan kain batik kuno dari hasil toko sang ibu. Dari kesukaannya mengoleksi batik, ia kemudian terinspirasi untuk membuat produk dekorasi yang bermotif batik lukis tanpa bantuan mesin.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement