Sabtu 09 Jul 2022 16:29 WIB

Mahasiswa Jangan Hanya Sibuk di Pergerakan, tapi Harus Jadi Pemecah Masalah

Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Menteri BUMN Erick Tohir
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri BUMN Erick Tohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua BEM Indonesia Muhamad Abdul Muhtar meminta, mahasiswa untuk tidak hanya sibuk di pergerakan tetapi harus mampu menjadi pemecah masalah di Indonesia guna menghadapi tantangan masa depan. Hal tersebut menyusul paparan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengungkapkan potensi Indonesia untuk menjadi negara besar dan maju.

"Karena kita selaku mahasiswa sebagai subjek pembangunan dan menjadi agen perubahan untuk bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab yang sangat besar," kata Muhamad Abdul Muhtar dalam keterangan, Sabtu (9/7).

Terlebih, menurutnya, pertumbuhan ekonomi di Tanah Air diproyeksi rata-rata lima persen tahun 2045. Apalgi, Indonesia juga memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat melimpah.

"Jadi kita harus berpikir maju,saling berkolaborasi demi kemajuan Bangsa Indonesia Kedepan," katanya.

Muhtar mengatakan, tidak ada kata yang salah dalam ucapan Menteri Erick karena dalam kesempatan itupun dijelaskan mengenai lima tren disrupsi global yang harus siap dihadapi untuk mewujudkan Indonesia 2045. Lima tren disrupsi global tersebut meliputi geo-ekonomi, demografi, lingkungan, teknologi, dan kesehatan.

Dia berpendapat, mahasiswa saat ini harus menjadi penyelesai masalah. Kata dia, penyelesaian masalah Bangsa ini pasti butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, terutama mahasiswa sebagai ujung tombak dan penggerak ekonomi Indonesia ke depan.

Sebelumnya, Erick Thohir mengungkapkan tantangan untuk generasi saat sekarang tentu bukan sibuk di pergerakan tetapi harus mengisi peluang-peluang yang ada dengan pendidikan, profesionalisme dan juga sebagai pengusaha baru Indonesia.

Dia menyebutkan, bahwa Indonesia nanti jumlah penduduknya 318 juta dengan penduduk kelas menengah mencapai 223 juta. Erick juga menjelaskan tentang potensi ekonomi digital Indonesia dimana sudah berkontribusi terhadap produk domestik bruto pada level persen persen. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement