Jumat 08 Jul 2022 17:17 WIB

Presiden Minta Koperasi Bangun Pabrik Minyak Makan Merah

Minyak makan merah digunakan sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (tengah). Presiden Joko Widodo secara khusus meminta koperasi yang telah siap di sejumlah daerah agar membangun pabrik minyak makan merah. Hal itu sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk di kalangan masyarakat.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Presiden Joko Widodo (tengah). Presiden Joko Widodo secara khusus meminta koperasi yang telah siap di sejumlah daerah agar membangun pabrik minyak makan merah. Hal itu sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk di kalangan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo secara khusus meminta koperasi yang telah siap di sejumlah daerah agar membangun pabrik minyak makan merah. Hal itu sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk di kalangan masyarakat.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Kota Medan mengatakan, kementerian segera menindaklanjuti dan mendorong sejumlah koperasi supaya mulai memproduksi minyak makan merah. “Presiden meminta kami menindaklanjuti agar koperasi ini menjadi produsen minyak makan merah. Kami akan segera tindaklanjuti karena pada dasarnya koperasi sudah ada beberapa yang siap,” kata dia lewat siaran pers, Jumat (8/7). 

Ia mengatakan, pada pekan depan Presiden Jokowi akan menggelar rapat koordinasi melibatkan Kementerian Koperasi dan UKM dengan beberapa pihak terkait. Di antaranya Menteri BUMN, Menteri Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Minyak Makan Merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain CPO. Minyak tersebut dapat dimanfaatkan juga sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, mulai digunakan untuk menggoreng hingga dapat dikonsumsi langsung sebagai minyak makan.

 

Ia menjelaskan, keunggulan minyak makan merah terletak pada kandungan gizi tinggi, mengandung beta karoten, vitamin A, fitonutrien dan komposisi asam lemak sehingga menjadi produk fungsional yang strategis dalam pengentasan stunting di Indonesia. Selain itu kandungan fitonutrien pada minyak makan merah, terutama vitamin E, dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif kosmetikal yang dapat mencegah penuaan dini dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif.

Menkop melanjutkan, koperasi di Indonesia sangat potensial untuk diposisikan sebagai produsen minyak makan merah dengan dipasok oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Itu karena nilai investasi yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial. 

Di samping itu biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini juga relatif kecil. "Kita perlu mempercepat hilirisasi sawit oleh koperasi sehingga petani sawit mendapatkan nilai tambah ekonomi lebih besar dan penyerapan hasil panen petani menjadi lebih pasti," jelasnya.

Teten sempat berdialog dengan petani sawit binaan Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, belum lama ini sebagai salah satu koperasi piloting yang didorong untuk memproduksi minyak makan merah. Maka menurutnya, para petani sawit akan mendapatkan nilai tambah dan mampu menerima manfaat dari pengelolaan bisnis sawit.

Dirinya menambahkan, saat ini teknologi untuk memproduksi minyak makan merah sendiri bahkan sudah ada di PPKS Medan. Alasannya karena pengolahannya yang sederhana, dia pun optimistis koperasi mampu membangun pabrik minyak makan merah ini. 

"Dengan adanya pabrik minyak makan merah dari koperasi ini, diharapkan akan memperkuat pasokan minyak goreng ke masyarakat yang lebih murah dan sehat. Turunannya juga bisa jadi produk kosmetik, farmasi, dan masih banyak lainnya," tutur dia.

Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, MenKopUKM berharap dukungan seluruh stakeholder untuk mensosialisasikan minyak makan merah oleh koperasi. Hadir mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement