Sabtu 09 Jul 2022 06:33 WIB

Haji dan Qurban Membentuk Karakter Muslim Kaffah

Haji dan Qurban Membentuk Karakter Muslim Kaffah

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
HAJI & QURBAN MEMBENTUK KARAKTER MUSLIM KAFFAH - Suara Muhammadiyah
HAJI & QURBAN MEMBENTUK KARAKTER MUSLIM KAFFAH - Suara Muhammadiyah

Oleh: KH. Fahmi Salim, Lc. MA.

 

الحمدُ لله ربِّ العالمين، الحمدُ لله الذي بنعمته تتمُّ الصالحات، وبعَفوِه تُغفَر الذُّنوب والسيِّئات، وبكرَمِه تُقبَل العَطايا والقُربَات، وبلُطفِه تُستَر العُيُوب والزَّلاَّت، الحمدُ لله الذي أماتَ وأحيا، ومنَع وأعطَى، وأرشَدَ وهدى، وأضحَكَ وأبكى؛ ﴿ وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا ﴾ [الإسراء: 111].

الله أكبر، الله أكبر ما لبس الحَجِيج ملابسَ الإحرام، الله أكبر ما رأوا الكعبة فبدَؤُوها بالتحيَّة والسلام، الله أكبر ما استلَمُوا الحجر، وطافُوا بالبيت، وصلُّوا عند المقام، الله أكبر ما اهتدوا بنور القرآن، وفرحوا بهدي الإسلام، الله أكبر ما وقَف الحجيج في صَعِيد عرفات، الله أكبر ما تضرَّعوا في الصفا والمروة بخالص الدعوات، الله أكبر ما غفَر لهم ربهم، وتحمَّل عنهم التَّبعات، الله أكبر ما رموا وحلَقُوا وتحلَّلوا ونحَرُوا، فتمَّت بذلك حجَّة الإسلام، الله أكبر كبيرًا، والحمد لله كثيرًا، وسُبحان الله بُكرةً وأصيلاً.

الحمدُ لله الذي جعَل الأعياد في الإسلام مَصدرًا للهناء والسُّرور، الحمد لله الذي تفضَّل في هذه الأيَّام العشر على كلِّ عبدٍ شَكُور، سبحانه غافِر الذنب وقابِل التَّوب شديد العِقاب. ثم الصلاة والسلام على سيد الأنبياء وإمام المرسلين محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الحساب. أوصي نفسي وإياكم بتقوى الله فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور. الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر. الله أكبر كبيرًا، والحمد لله كثيرًا، وسُبحان الله بُكرةً وأصيلاً.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Nabi Ibrahim a.s. mewariskan kepada Rasulullah Muhammad Saw dan umatnya, dua jenis ibadah yang agung dalam Islam, yaitu HAJI dan QURBAN. Ibadah haji dan qurban berintikan ajaran tauhid.

Haji melambangkan KETAUHIDAN UNIVERSAL yang diterima oleh berbagai jenis suku bangsa manusia. Semua rangkaian manasik haji dan tempat-tempat peribadatannya (Masya’irul Haram) juga melambangkan kesucian tauhid; pembebasan diri dari kemusyrikan; kepasrahan total kepada kehendak Ilahi; kesederhanaan dan persamaan derajat manusia di hadapan Allah; perlawanan jiwa kepada godaan dan bisikan setan yang terkutuk; sebagai miniatur perjalanan manusia menuju alam akhirat; juga sebagai tempat bagi para hamba Allah untuk merenungi hakikat penciptaan dirinya. Dengannya, orang-orang yang menjadi lulusan dalam ibadah haji ini akan bisa menjadi hamba robbani yang menyadari tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Demikian halnya ibadah qurban, berlandaskan perintah tauhid dengan membersihkan jiwa dari kecintaan kepada dunia, harta, dan tahta; menyerahkan segala yang dimiliki untuk mencari keridhaan Allah; menjelmakan ketakwaan kepada Allah dalam bentuk kepedulian kepada sesama, berbakti kepada kaum dhuafa dan fakir miskin serta memberdayakan mereka. Keshalihan individual harus berdampak kepada keshalihan sosial dan keshalihan publik sebagai bukti ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Tidak sulit bagi kita untuk memastikan bahwa inti atom ibadah Haji adalah Tauhidullah. Mari kita perhatikan bagan di bawah ini:

 

Alikhlas

ابدأ بما بدأ الله به لا اله إلا الله والله أكبر لا اله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Berikut ini adalah pemaknaan spiritual dari manasik haji yang sangat penting dalam rangka membangun karakter muslim kaffah.

 

 

Ø  Komitmen Tauhid Dan Ikatan Syariat

 

 

Ø  Lebur Dosa

 

 

Ø  Perbekalan Perang Vs Syetan

Ø  Mawas Diri

Ø  Tidak Tertipu

 

 

Ø  Amar Makruf Nahi Munkar

 

 

Ø  Satukan Frekuensi Dg Allah

Ø  Energi Tasbih Semesta

Ø  Usaha Doa Tawakal

 

 

Ø  Keteguhan Iman Keluarga

 

 

Ø  Tekad Percepat Kebaikan

 

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Rangkaian ibadah Haji memuat tujuan-tujuan syariah yang wajib diwujudkan dalam seluruh totalitas kehidupan kita di dunia dalam rangka beribadah dan memakmurkan bumi sesuai Amanah ilahiah yang dibebankan kepada kita. Berikut ini ringkasan tujuan (maqasid) tersebut:

 

Maqashid Ibadah Haji

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Selain itu, dalam ibadah Qurban juga memuat tujuan-tujuan syariah yang wajib diimplementasikan dalam seluruh kehidupan kita agar setiap muslim dapat mengemban taklif ibadah dan fungsi kekhalifahan di bumi ini dengan sebaik-baiknya. Berikut adalah tujuan tersebut:

Maqashid Ibadah Qurban:

 أربعة لا يجزين في الأضاحي: العوراء البين عورها، والمريضة البين مرضها، والعرجاء البين ظلعها، والكسيرة التي لا تنقي “، قال: فإني أكره أن يكون نقص في القرن، والأذن، قال: «فما كرهت منه فدعه، ولا تحرمه على أحد»

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Dalam memaknai dan menjiwai tujuan-tujuan ibadah haji dan qurban sebagai penuntun dalam kehidupan kita ini, ada satu hal yang penting diwaspadai yaitu: godaan dan tipu daya iblis untuk menghalangi dan menggagalkan kita mewujudkan karakter muslim kaffah.

Peringatan Allah dalam surah At-Tahrim ayat 6, supaya saling menjaga iman dan taqwa dalam keluarga, dengan mengingatkan untuk taat pada Allah dan menjauhi maksiat, sangat urgen dan relevan dengan situasi dan kondisi zaman modern. Berabad-abad kemudian, setelah gagal menyesatkan keluarga Ibrahim, setan tidak menghentikan godaannya untuk menjauhkan manusia dari agama Allah.

Kolaborasi setan jin dan setan manusia yang memilih jadi keledai demokrasi, memperlancar rencana iblis berikutnya. Iblis, mbahnya setan, telah mengeluarkan ancaman serta intimidasi akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, menggunakan segala cara dan dari segala arah: dari arah depan, belakang, kanan, dan kiri manusia. Iblis berkata: “Wahai Tuhanku, karena Engkau telah mengusirku dari surga, pasti aku akan menjauhkan manusia dari agama-Mu yang benar. Aku pasti akan menggoda manusia dari depan, belakang, kanan, dan kiri mereka, sehingga Engkau akan melihat sebagian besar manusia tidak taat kepada-Mu.” (Al-A’raf, 7: 16-17)

Bagaimanakah implementasi ancaman iblis, yang akan menggoda manusia dari arah depan, belakang, sebelah kanan, dan sebelah kiri dalam kehidupan sosial dan politik masa kini? Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat ini dengan mengutip pendapat dari sahabat mulia Abdullah bin ‘Abbas:

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Bahwa setan atau iblis akan menggoda manusia dari arah depan. Maksudnya, manusia akan dibuat ragu bahkan tidak percaya adanya kehidupan akhirat. Tidak percaya adanya hari pembalasan, bahwa perbuatan baik manusia akan dianugerahi surga, sedang perbuatan jahat akan diganjar neraka. Dulu dimasa orde lama, ada tokoh PKI mengatakan tidak percaya orang baik akan mendapat balasan surga di akhirat. Katanya, kita mati, lalu dikubur, jadi tanah dan selesai urusan. Maka generasi komunis yang datang kemudian, senang sekali mendiskreditkan agama dan menuduh orang yang taat beragama sebagai radikal, ekstrim, mabuk agama dll.

Iblis menggoda manusia dari arah belakang maksudnya, manusia akan digemarkan dalam urusan dunia. Manusia akan mengorbankan apa saja demi kepentingan hawa nafsu dunia. Tidak mengapa membubarkan ormas keagamaan, memenjarakan tokoh agama, dengan alasan yang direkayasa, untuk mempertahankan kekuasaan dunia. Mereka memenjarakan ulama yang kritis terhadap kebijakan penguasa, menuduh membahayakan negara karena menyebarkan ajaran Wahabi yang membawa ideologi khilafah ISIS. Lihat saja tingkah laku para keledai demokrasi. Setiap kali jelang Pilpres, para politisi tiba-tiba tampil religius, yang pria pakai peci, sorban, sarungan, lalu masuk pesantren. Sedang perempuan berdandan pakai kerudung, padahal merekalah yang menipu rakyat setiap 5 tahun sekali. Mereka tidak pede dengan identitas ideologi sekulernya, lalu nebeng tenar dengan identitas religius, padahal merekalah yang selalu meneriakkan anti politik identitas, sambil tanpa rasa malu mengatakan jangan bawa-bawa agama dalam urusan politik. Agama urusan pribadi, sedang politik urusan publik. Lawan dari politik identitas adalah politik tanpa identitas. Politik tanpa identitas lebih berbahaya dari politik identitas. Bahayanya politik tanpa identitas, karena gerakan politiknya tidak bisa diidentifikasi, apakah dia politisi Pancasilais atau komunis. Apakah dia nasionalis religius ataukah nasionalis Islamophobia, atau pengkhianat negara yang menyamar di balik slogan, “Saya Pancasila, saya NKRI?” Beda dengan politik identitas yang politisinya mudah diverivikasi melalui konstitusi maupun kitab suci.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Iblis menggoda manusia dari arah kanan maksudnya, manusia akan dibuat bingung dalam urusan agama. Fenomena yang menarik terjadi di negeri ini, adanya stigma identitas agama diejawantahkan sebagai ciri radikal bahkan teroris. Dan munculnya orang-orang munafik yang membenci ajaran agamanya sendiri. Contohnya, Islam mengharamkan nikah lintas agama. Wanita muslimah haram menikah dengan lelaki kafir. Tapi atas nama toleransi dan moderasi beragama mereka menghalalkannya. Apakah mereka hendak menghapus ajaran Islam dalam Al-Qur’an yang sudah diundangkan sejak 15 abad silam? Umat Islam, semestinya tidak boleh menjadi penghalang bagi berlakunya syariat Islam.

Kemudian, iblis menggoda manusia dari arah kiri. Maksudnya, manusia akan dilenakan dengan beragam model prilaku maksiat yang menarik. Akhir-akhir ini, viral tentang cafe dan bar Holywings, yang artinya Sayap Suci. Mereka mempromosikan minuman alkohol dengan menghina nama Nabi Muhammad dan Bunda Maryam. Caranya, setiap orang yang bernama Muhammad dan Maria dihadiahi miras secara gratis. Sebelumnya, ada juga promosi rendang babi yang menyinggung budaya dan agama masyarakat Minangkabau. Parahnya lagi, para keledai demokrasi ini, selalu memproduksi narasi Islamophobia untuk mengecoh masyarakat, terkait maksiat dan kehidupan mungkarat. Misalnya, Islam mengharamkan prilaku tidak senonoh pecinta LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), mereka justru menghalalkannya. Alasannya, demokrasi pancasila belum bisa menjangkau mereka, sehingga tidak bisa dihukum karena belum ada undang-undangnya. Di zaman Rasulullah hubungan sesama jenis dilarang keras. Bahkan Nabi melarang mereka berbaur dengan umat Islam, dan dikeluarkan dari Kota Madinah sampai dia sembuh. Pelaku LGBT tidak boleh ditokohkan dan tidak boleh diorbitkan namanya. Di negeri kita artis LGBT malah jadi hiburan dan bahan candaan. Na’udzubillahi min dzalik!

Lalu timbul pertanyaan di benak kita, mengapa iblis tidak menggoda manusia dari atas dan dari bawah? Dijelaskan dalam sebuah tafsir, Al-Fakhrurrazy mengatakan: “Diriwayatkan bahwa ketika Iblis mengatakan ancamannya tersebut, maka para malaikat menjadi kasihan terhadap manusia, mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, bagaimana mungkin manusia bisa melepaskan diri dari gangguan iblis?” Maka Allah berfirman kepada mereka, bahwa bagi manusia masih tersisa dua jalan: atas dan bawah. Jika manusia mengangkat kedua tangannnya dalam do’a dengan rasa hormat, atau bersujud dengan dahinya di atas tanah dengan penuh khusyu’, Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah..

Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Idul Adha pada hari ini dengan berdoa:

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami orang tua yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا

Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian

 رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

 

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa sallam.. wal hamdu lillahi Rabbi al-‘Alamiin.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement