Jumat 08 Jul 2022 06:52 WIB

Setelah 15 Tahun, Maskapai Israel akan Kembali Terbang ke Turki

Maskapai Turki melayani 16 penerbangan dalam sehari ke Israel sebelum pandemi Covid

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
maskapai penerbangan milik Israel, El Al Israel Airlines
Foto: Dailymail
maskapai penerbangan milik Israel, El Al Israel Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Israel dan Turki pada Kamis (7/7) menandatangani perjanjian penerbangan sipil bilateral baru untuk pertama kalinya sejak 1951. Perjanjian ini merupakan bagian dari upaya pemulihan hubungan diplomatik, yang memungkinkan maskapai penerbangan Israel melanjutkan penerbangan ke Turki setelah terhenti selama 15 tahun.

"Perjanjian itu diharapkan dapat membuka kembali penerbangan oleh perusahaan Israel ke berbagai tujuan di Turki, di samping penerbangan oleh perusahaan Turki ke Israel," kata Kementerian Transportasi Israel dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Kesepakatan itu berasal dari negosiasi konstruktif dalam beberapa pekan terakhir dan merupakan tonggak penting dalam memajukan hubungan bilateral.

Awal pekan ini, Israel mengatakan akan membuka kembali kantor ekonomi dan perdagangannya di Turki setelah kedua pemerintah mengusir duta besar masing-masing pada 2018. Israel dan Turki juga sering memperdebatkan konflik Israel-Palestina. Israel dan Turki sekarang berupaya untuk mengembalikan perwakilan masing-masing negara ke tingkat duta besar.

Maskapai Israel tidak terbang secara komersial ke Turki sejak 2007. Sementara maskapai Turki menerbangkan sebanyak 16 penerbangan dalam satu hari ke Israel, sebelum pandemi Covid-19. 

Maskapai penerbangan Israel, El Al Airlines, telah lama mengatakan kepada pejabat pemerintah bahwa larangan terbang ini diskriminatif terhadap maskapai penerbangan Israel. Maskapai tersebut menyambut baik perjanjian penerbangan sipil antara Israel dan Turki.

"Ini adalah berita yang sangat bagus. Lami memiliki niat untuk menerbangkan penerbangan komersial ke Istanbul," ujar juru bicara El Al. 

Juru bicara tersebut menambahkan, anak perusahaan penerbangan El Al yaitu Sun D'or, kemungkinan akan terbang ke tujuan rekreasi yang populer di Turki, seperti Antalya. Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti Turkish Airways telah memotong bisnis El Al. Sebagian besar penumpang menggunakan Istanbul sebagai hub untuk terhubung ke Amerika Utara dan Eropa.

Menurut Otoritas Bandara Israel, Turkish Airways adalah maskapai penerbangan terbesar ketiga yang beroperasi di Israel, dengan pangsa pasar 7 persen di Bandara Ben-Gurion selama paruh pertama 2022. Sementara pangsa pasar El Al tahun ini merosot menjadi 22 persen, dari 29 persen tahun lalu.

Seorang juru bicara maskapai kecil Israel, Israir, mengatakan, belum menerima informas tentang penerbangan ke Turki. Sementara rivalnya, Arkia, tidak menanggapi permintaan komentar terkait perjanjian penerbangan sipil antara Israel-Turki.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement