Kamis 07 Jul 2022 20:17 WIB

Ukraina: Rudal Rusia Hantam Tanker di Laut Hitam

Kapal tanker bermuatan minyak diesel ini hanyut di Laut Hitam selama empat bulan.

Kapal Tanker Minyak (ilustrasi). Sebuah rudal Rusia menghantam kapal tanker yang hanyut di Laut Hitam selama lebih dari empat bulan dan membawa minyak diesel.
Foto: amveruscg.blogspot.com
Kapal Tanker Minyak (ilustrasi). Sebuah rudal Rusia menghantam kapal tanker yang hanyut di Laut Hitam selama lebih dari empat bulan dan membawa minyak diesel.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebuah rudal Rusia menghantam kapal tanker yang hanyut di Laut Hitam selama lebih dari empat bulan dan membawa minyak diesel, kantor berita Interfax-Ukraina melaporkan pada Kamis (7/7/2022), mengutip militer Ukraina yang menyebut kapal itu sebagai 'bom ekologi'. Kapal tanker Millenial Spirit berbendera Moldova itu, telah dihantam dua kali sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. 

Pertama kali dihantam dengan rudal yang ditembakkan dari kapal perang beberapa hari setelah invasi. Otoritas Moldova mengatakan pada saat itu bahwa kapal itu memiliki awak Rusia dan dua orang terluka parah.

Baca Juga

Komando militer wilayah selatan Ukraina mengatakan ketika kapal itu dihantam pada Februari, kapal itu memiliki lebih dari 500 ton minyak diesel di dalamnya dan sejak itu kapal itu hanyut tanpa awak."Mungkin sisa muatan sedang terbakar," kata militer dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Interfax-Ukraina yang mengatakan kapal tanker itu telah dihantam untuk kedua kalinya.

Militer Ukraina menyebut kapal itu sebagai 'bom waktu bagi kerusakan ekologis' dan menyalahkan blokade Rusia di pelabuhan Ukraina atas hanyutnya kapal tanpa awak itu. Militer itu mengatakan rudal udara-ke-darat Kh-31 Rusia telah menghantam kapal itu, tapi rincian serangan itu tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen oleh Reuters.

Ukraina mengatakan invasi Rusia telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang besar dan berencana untuk mencari kompensasi di pengadilan internasional. Ancaman lingkungan dari invasi yang dikutip oleh Ukraina termasuk pencemaran di cekungan-cekungan air.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement