Kamis 07 Jul 2022 16:09 WIB

Aliansi Masyarakat DIY Desak Polisi Tegas Tangani Kasus Kerusuhan Babarsari

Aliansi Masyarakat DIY sangat menyesalkan sikap aparat yang tidak tegas.

Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Aliansi Masyarakat DIY berfoto bersama dengan Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Ade Ary Syam Indradi, setelah menggelar aksi damai menuntut kepolisian agar bertindak tegas dalam menangani kasus kerusuhan di Babarsari, Kamis (7/7/2022).
Foto: Fitria Nurochimah
Aliansi Masyarakat DIY berfoto bersama dengan Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Ade Ary Syam Indradi, setelah menggelar aksi damai menuntut kepolisian agar bertindak tegas dalam menangani kasus kerusuhan di Babarsari, Kamis (7/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aliansi Masyarakat DIY menggelar aksi damai di depan Kantor Polda DIY, Kamis (7/7/2022). Aksi ini menuntut kepada Polda DIY untuk tegas dalam menangani kasus kerusuhan yang terjadi di Jalan Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman pada Senin, (4/7/2022).

Ketua Ormas Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) yang tergabung dalam aliansi tersebut, Deni Eko Wiyono mengatakan Polda DIY sudah terlalu lama diam dan melakukan pembiaran sehingga kasus kerusuhan terus terjadi di Yogyakarta. Mulai dari kasus Boshe, kasus Operasi Papua  Merdeka, dan terakhir adalah kasus Babarsari.

“Kami mengkritisi dan mendesak aparat kepolisian agar tetap tegas dalam menindak kekerasan yang terjadi selama ini. Hari ini kita tidak bicara rasis, kita akan melawan semua bentuk kerusuhan di Yogyaakrta yang membuat masyarakat resah,” ujar Deni dalam orasinya.

Aliansi Masyarakat DIY sangat menyesalkan sikap aparat yang tidak tegas dalam menindak kasus kerusuhan sehingga menimbulkan berbagai dampak. Koordinator aksi, Fajar dalam orasinya mengatakan ketidaktegasan aparat menimbulkan berbagai dampak. Menurutnya kerusuhan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap psikis masyarakat khususnya terhadap anak kecil yang turut menyaksikan. Secara ekonomi, kerusuhan tersebut membuat warga menjadi takut untuk membuka tokonya dan menimbulkan kerusakan bangunan.

Sementara itu, Ketua Umum Forum Komunikasi Jogja Raya (FKJR), Kanjeng Suryo mengatakan aksi yang digelar bersama berbagai ormas ini tidak untuk menimbulkan kegaduhan melainkan untuk bersinergi dengan aparat dalam menjaga Yogyakarta agar tetap aman.

“Saya tegaskan bahwa kami selalu mengedepankan konsolidasi dan sinergitas bersama Polri dan TNI untuk menciptakan Daerah Istimewa Yogyakarta yang damai, tentram, dan dingin seperti yang dikehendaki oleh Ngarso Dalem,” kata Suryo.

Aliansi Masyarakat DIY pada aksi kali ini diikuti oleh 25 perwakilan ormas dari seluruh wilayah Yogyakarta. Selain menuntut ketegasan dalam menangani kasus kerusuhan di Babarsari, pihak aliansi juga berkomitmen untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

Setelah melakukan berbagai orasi dalam aksi damai tersebut. Pihak aliansi kemudian disambut oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Komisaris Besar (Kombes) Ade Ary Syam Indradi. Dalam sambutannya Ade menyampaikan bahwa Polda DIY telah menerima semua aspirasi yang telah disampaikan sebelumnya.

“Kami akan meningkatkan kegiatan dan upaya-upaya kepolisian yang tujuannya pasti sama, yaitu terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Mohon percayakan kepada kami dari sisi tugas penegakan hukum, kami akan memproses secara tuntas, proporsional, dan profesional terhadap tindak pidana yang sedang terjadi,” jelas Kombes Ade.

Kombes Ade berpesan kepada seluruh ormas agar saling bekerja sama dan membantu menciptakan sistem keamanan yang lebih baik. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan tindakan dengan sendiri-sendiri yang berdasarkan rasa emosional sehingga dapat menimbulkan kerugian. Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan layanan telepon gratis kepada 110 apabila terjadi gangguan keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement