Kamis 07 Jul 2022 03:05 WIB

Jelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Gaza Melambung Tinggi

Harga ternak yang signifikan memaksa banyak penduduk mengurungkan niat berkurban

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
 Seorang bocah Palestina berpose untuk foto-foto di sebelah hewan kurban di pasar ternak di Jalur Gaza (ilustrasi).
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Seorang bocah Palestina berpose untuk foto-foto di sebelah hewan kurban di pasar ternak di Jalur Gaza (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Harga hewan ternak di Jalur Gaza Palestina melambung tinggi menjelang hari raya Idul Adha ini. Kenaikan harga ternak yang signifikan memaksa banyak penduduk mengurungkan niatnya untuk berkurban.

"Saya tidak akan bisa membeli domba untuk merayakan Idul Adha, harganya sangat tinggi sementara kami tidak punya uang untuk membelinya," kata Ibrahim al-Nabahin, dari kota dari Deir Al-Balah dilansir dari  The New Arab, Rabu (6/7/2022).

Ini adalah tahun kedua berturut-turut dia tidak bisa membeli hewan kurban untuk merayakan Idul Adha. Sangat sulit baginya untuk berkurban disaat kondisi ekonomi serba kesusahan.

“Jika harga tinggi dan situasi ekonomi yang sulit terus seperti ini, saya pikir mayoritas penduduk setempat tidak akan mampu membeli ternak untuk merayakan Idul Adha,” tambahnya. 

Di sisi lain, para pedagang mengkhawatirkan akibat dari lemahnya daya beli warga dan tingginya harga, membuat para pedagang mengalami kerugian finansial yang besar. 

Dilansir Al Araby, Seorang pemilik peternakan di Jalur Gaza tengah, Munir Abu Hasira, mengeluh kepada tentang rendahnya jumlah pelanggan beberapa hari sebelum Idul Adha. 

"Harga ternak naik sedikit tahun ini dibandingkan tahun lalu, karena kenaikan harga pakan secara global," katanya.

Ia mengatakan, jika pedagang tidak menaikkan harga disaat harga pakan ternak melonjak, maka pedagang akan menanggung beban besar.

Abu Hasira menuturkan bahwa kenaikan harga satu kilogram ternak sebesar 1,6 dolar AS merupakan kenaikan kecil, dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada harga pakan ternak. Ia menunjukkan bahwa satu ton pakan ternak meningkat menjadi 660 dolar AS (Rp 9,9 juta) dari 460 dolar AS (Rp 6,9 juta) sedangkan satu ton jagung meningkat menjadi 530 dolar AS (Rp 7,9 juta) dari 300 dolar AS (Rp 4,5 juta).

Menurut Abu Hasira, tahun ini harga hewan kurban Idul Adha berkisar antara 390 dolar AS (Rp 5,8) hingga 600 dolar AS (Rp 9 juta). Namun, menurut pedagang, jumlah pembeli sejauh ini tidak melebihi 40 persen, jauh lebih sedikit dari jumlah pembeli tahun lalu. 

Abu Hasira mengungkapkan, mayoritas pelanggan yang mampu membeli ternak tahun ini menanyakan tentang cara mencicil atau membeli alternatif hewan yang lebih murah. 

Sementara itu, Direktur Departemen Produksi Ternak di Kementerian Pertanian, Taher Abu Hamad, membenarkan bahwa Palestina mengalami peningkatan harga ternak dibandingkan tahun lalu, menunjuk pada kenaikan harga pakan sebagai akibat dari perang Rusia- Ukraina. 

Dia mencatat bahwa Jalur Gaza membutuhkan 15 ribu hingga 17 ribu ekor anak sapi, dan 25 ribu hingga 30 ribu ekor domba selama periode Idul Adha, yang semuanya tersedia di dalam peternakan. 

Bertentangan dengan kesaksian pedagang, direktur percaya bahwa jumlah pembeli cukup baik dibandingkan dengan situasi ekonomi yang sulit dan harga yang tinggi, dan ada aktivitas nyata yang dapat dibeli oleh badan amal. Dia berharap bahwa jumlah pembeli akan meningkat dalam beberapa hari kedepan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement