Rabu 06 Jul 2022 16:50 WIB

Kemenko Perekonomian: Komitmen Investasi di KEK Capai Rp 60 Triliun

Pasca-implementasi UU Ciptaker, terdapat penambahan empat KEK baru.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) -- Ilustrasi
Foto: setkab.go.id
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) -- Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyampaikan komitmen investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pasca-implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) telah mencapai Rp 60 triliun sampai tahun 2022. "UU Ciptaker sebagian telah mengubah Undang-Undang KEK," ujar Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi dalam Media Briefing UU Ciptaker yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Ia menjelaskan, pasca-implementasi UU Ciptaker, terdapat penambahan empat KEK baru, yakni KEK Gresik, Jawa Timur, KEK Lido, serta dua KEK baru di wilayah Batam, Kepulauan Riau, yakni KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic. KEK Gresik menaungi pembangunan smelter PT Freeport Indonesia, sedangkan KEK Lido menaungi MNC Land yang diharapkan pada bulan September atau Oktober 2022 akan ada satu proyek yang sudah rampung.

Baca Juga

Elen menambahkan, terdapat pusat data dari Hong Kong di KEK Nongsa dengan nilai investasi Rp 7 triliun. Sementara KEK Batam Aero Technic menjadi salah satu pusat pengembangan Lion Air Group dan akan terdapat penambahan lahan sekitar 20 hektar.

"Ini akan menjadi pusat perbaikan Lion Air di seluruh dunia, karena maskapai Lion tidak hanya di Indonesia, ada pula di Malaysia, Filipina Thailand, Myanmar, dan Vietnam," ungkapnya.

Dia pun berharap komitmen investasi di keempat KEK baru tersebut bisa mencapai Rp 90 triliun pada 2024 dan kemajuannya akan sangat cepat.Selain itu, KEK lainnya pasca implementasi UU Ciptaker juga terlihat semakin menggeliat, seperti salah satunya KEK Galang Batang, Kepulauan Riau, yang telah berhasil melepas peluncuran ekspor perdana tahun 2022 Smelter Grade Alumina (SGA).

Smelter tersebut, kata dia, merupakan salah satu smelter alumina terbesar yang di harapkan pada tahun ini kapasitasnya bisa mencapai 2 juta ton per tahun, sehingga bisa mengalahkan smelter yang lain."Dengan dukungan regulasi yang baru ini, itu bisa mendorong masuknya investasi. Jadi itu yang kami lihat," ucap Elen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement