Selasa 05 Jul 2022 16:51 WIB

Pemkot Bandung Siapkan Strategi Antisipasi Puncak Kenaikan Kasus Covid-19

Kasus diperkirakan akan terus menanjak selama pekan kedua dan ketiga Juli.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ilham Tirta
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga untuk mengantisipasi kenaikan kasus saat ini (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga untuk mengantisipasi kenaikan kasus saat ini (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo memperkirakan puncak kasus Covid-19 di tanah air, yang dipicu subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5, akan terjadi mulai pekan depan. Prediksi ini merujuk pada kasus per 3 Juli yang mencapai angka 1.614 kasus, dan diperkirakan akan terus memuncak selama pekan kedua dan ketiga Juli ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan, selama dua pekan belakangan, Kota Bandung juga terus menunjukkan tren kenaikan kasus Covid-19. Kenaikan ini, kata dia, perlu ditanggulangi dengan terus menerapkan protokol kesehatan, mengaplikasikan PeduliLindungi dan melengkapkan dosis vaksinasi.

Baca Juga

“Kekhawatiran ada, kita tidak boleh lengah, karena sebagian besar itu tanpa gejala atau gejala ringan, tapi karena mobilitas sangat tingi dan sangat terbuka maka akan mempercepat penularan di masyarakat,” kata Ahyani saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (5/7/2022).

Saat ditanya mengenai potensi puncak kenaikan kasus yang diprediksi terjadi bulan ini, Ahyani mengatakan, Pemkot Bandung telah menyiapkan strategi, yaitu menggencarkan 3T (tracing, testing and treatment). Dia juga meyakinkan bahwa target testing (pemeriksaan) tidak menurun meski sebelumnya Kota Bandung telah menunjukkan tren penurunan kasus.

“Kita terus 1.000 per hari, walaupun dari WHO kita cukup 2.500 per pekan misalnya. Tapi kita tetap jaga di situ (testing 1.000/hari), kemudian rumah sakit juga sudah diantisipasi jika ada kenaikan kasus, dan segala logistik yang kita siapkan,” jelas Ahyani.

Berdsarkan data terkini kasus Covid-19 di Kota Bandung, terdata sebanyak 355 kasus aktif, dengan positivity rate sebesar 3.07 dan BOR sebesar 8,98 persen. Meski naik cukup tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya, namun Ahyani meyakini kasus harian akan kembali terkendali.

“(Kenaikan) jelas berbahaya, dan ini berpengaruh pada produktivitas dan aktivitas kita. Tapi kita hanya perlu tetap waspada, bukan panik, ikuti saran tadi seperti taat prokes dan lengkapi vaksinasi,” katanya.

Strategi lain yang dilakukan Pemkot Bandung, kata Ahyani, di samping mempertahankan target pemeriksaan, adalah dengan menggencarkan edukasi kepada seluruh komponen masyarakat. Upaya edukasi ini dapat disalurkan melalui lembaga pendidikan, tempat-tempat wisata, ruang publik dan lainnya.

“Jangan merasa lelah dan lengah, tetap gunakan masker, terutama bila kegiatan di dalam gedung atau di kendaraan dan tempat umum. Kemudian 5M tetap kita lakukan, lengkapi sampai booster. Kita terapkan 3P,” kata Ahyani.

Dia mengeklaim bahwa kasus Covid-19 di Kota Bandung masih cukup terkendali, mengingat hampir seluruh suspek hanya memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Adapun tren kenaikan kasus, kata dia, disebabkan oleh beberapa indikator, salah satunya keberadaan sub varian Covid-19 baru, BA4 dan BA5 yang sudah mulai terdeteksi di beberapa wilayah.

“Kenaikan kasus ini kan kita tahu karena juga percepatan penyebaran karena adanya sub varian baru dan juga karena kegiatan kegiatan sudah banyak yang dilonggarkan. Dan juga ada faktor dari masyarakat yang kurang prokesnya,” kata dia.

“Walaupun memang kalau sampel yang langsung dari kita (Kota Bandung) belum ada, tapi kita pikir itu tidak menjadi hal utama, karena memang mobilitas penduduk sangat tinggi, dan sudah patut diduga bahkan di Kota Bandung juga sudah ada (BA4 dan BA5), walaupun memang belum ada sampel langsung,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement