REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalbar menggelar ajang Semarak Pariwisata, UMKM dan Keuangan (Saprahan Khatulistiwa) 2022 sebagai sarana untuk mempromosikan produk unggulan UMKM di Kalbar.
"Berbagai ragam kegiatan dihadirkan dalam Saprahan Khatulistiwa 2022, di antaranya ikut mengenalkan dan mempromosikan produk unggulan UMKM di Kalbar," ujar Kepala KPw BI Kalbar, Agus Chusaini dalam pembukaan di Pendopo Gubernur Kalbar, Senin (4/7/2022).
Agus menjelaskan hadirnya Saprahan Khatulistiwa 2022 juga sebagai upaya terus memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten. Sinergi ini untuk menjaga dan mengakselerasi momentum pertumbuhan ekonomi Kalbar yang tengah berlangsung.
"Melalui kegiatan ini bagaimana semua pihak bersinergi. Momentum pertumbuhan ekonomi Kalbar yang tengah berlangsung harus diperkuat dengan sinergi serta kolaborasi tersebut," jelas dia.
Dalam rangkaian Saprahan Khatulistiwa 2022, di antaranya edukasi dan program pendampingan keamanan produk pangan UMKM, pendampingan sertifikasi halal UMKM, kurasi Produk dan Onboarding UMKM, digitalisasi pasar tradisional dan Gowes Forkopimda Road to Saprahan Khatulistiwa. Selanjutnya juga ada pertemuan tingkat tinggi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se- Kalbar, pembukaan Saprahan Khatulistiwa 2022, pameran produk UMKM dan webinar nasional pengembangan ekonomi Kalbar serta agenda lainnya.
Dalam Saprahan Khatulistiwa 2022, hadir secara virtual Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenkopUKM), Teten Masduki, Menteri Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Deputi Gubernur BI Juda Agung, Gubernur Kalbar, Bupati/Wali Kota se- Kalbar dan para pihak lainnya.
MenKop-UKM, Teten Masduki mengapresiasi perhelatan Saprahan Khatulistiwa 2022 yang digelar KPw BI Kalbar. Menurutnya kegiatan tersebut bentuk sinergi dan kolaborasi nyata dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi daerah dan nasional.
"UMKM sudah menjadi kekuatan ekonomi nasional. Untuk itu perlu didukung dalam berbagai hal termasuk akses permodalan dan digitalisasi. Semua itu perlu pendampingan," ucap Teten.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
