Selasa 05 Jul 2022 09:36 WIB

IHSG Dibuka Menguat Terangkat Saham-Saham Energi di Top Gainers

Saham-saham energi kuasai daftar top gainers seperti INDY, HRUM, PGAS dan ADRO.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada pembukaan perdagangan Selasa (5/7). IHSG menguat ke posisi 6.656,85 setelah rontok hingga 2,28 persen pada penutupan kemarin. Kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham sektor energi yang masuk dalam daftar top gainers. INDY menguat signifikan sebesar 5,07 persen, HRUM melesat 4,35 persen, PGAS naik 3,87 persen dan ADRO terbang 3,25 persen.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada pembukaan perdagangan Selasa (5/7). IHSG menguat ke posisi 6.656,85 setelah rontok hingga 2,28 persen pada penutupan kemarin. Kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham sektor energi yang masuk dalam daftar top gainers. INDY menguat signifikan sebesar 5,07 persen, HRUM melesat 4,35 persen, PGAS naik 3,87 persen dan ADRO terbang 3,25 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada pembukaan perdagangan Selasa (5/7). IHSG menguat ke posisi 6.656,85 setelah rontok hingga 2,28 persen pada penutupan kemarin. 

Kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham sektor energi yang masuk dalam daftar top gainers. INDY menguat signifikan sebesar 5,07 persen, HRUM melesat 4,35 persen, PGAS naik 3,87 persen dan ADRO terbang 3,25 persen. 

IHSG diperkirakan berpotensi menguat hari ini. "Indeks saham di Asia yang dibuka naik mengikuti pergerakan mayoritas indeks saham utama di Eropa semalam yang di dorong oleh kenaikan harga saham-saham di sektor minyak dan gas," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (5/7). 

Menurut riset, investor global berusaha mempunyai pandangan positif di awal Semester II 2022 setelah menderita kerugian sepanjang tahun ini karena pengetatan kebijakan moneter dan tingginya biaya hidup memberi indikasi ekonomi global menuju perlambatan pertumbuhan.

Kenaikan indeks saham di Eropa dibatasi oleh data Sentix Investor Confidence zona Euro yang anjlok ke level -26.4 di bulan Mei, terendah sejak Mei 2020 dari level -15.8 di bulan April dan lebih rendah dari ekspektasi penurunan ke level -19.9.

Inflasi di tingkat produsen di zona Euro naik lebih lambat dari ekspektasi setelah minggu lalu data inflasi di tingkat konsumen keluar mencapai rekor tertinggi, memperkuat alasan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Eropa (ECB).

Dari Asia, inflasi Korea Selatan tumbuh dengan laju tercepat sejak krisis keuangan Asia. Hal ini memicu ekspektasi bank sentral Korea minggu depan dapat menaikkan suku bunga sebesar 50 bps untuk pertama kali dalam rangka melawan inflasi dan mencegah aliran modal keluar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement