Senin 04 Jul 2022 15:58 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak, China Terapkan Lockdown di Anhui

Sejauh ini Anhui sudah menemukan lebih dari 1.000 kasus Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang pejalan kaki melintas di depan Pasar Panjiayuan yang masih tutup di Beijing, China, Kamis (26/5/2022). China telah menerapkan karantina wilayah (lockdown) di provinsi Anhui tengah.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Seorang pejalan kaki melintas di depan Pasar Panjiayuan yang masih tutup di Beijing, China, Kamis (26/5/2022). China telah menerapkan karantina wilayah (lockdown) di provinsi Anhui tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah menerapkan karantina wilayah (lockdown) di provinsi Anhui tengah. Langkah itu diambil menyusul penemuan hampir 300 kasus baru Covid-19 di sana, Senin (4/7/2022).

Komisi Kesehatan Nasional China mengungkapkan, terdapat 287 kasus baru Covid-19 di provinsi tersebut pada Senin. Sebanyak 258 di antaranya tak bergejala. Sejauh ini Anhui sudah menemukan lebih dari 1.000 kasus Covid-19.

Baca Juga

Gubernur Anhui Wang Qingxian mendesak otoritas terkait di pemerintahannya untuk menerapkan penyaringan dan karantina cepat, termasuk dalam hal pelaporan kasus baru. Dia menekankan, setiap menit harus dimanfaatkan dengan baik.

Dua kabupaten di Anhui, yakni Sixian dan Lingbi, telah menerapkan lockdown terlebih dulu pada akhir pekan lalu. Lebih dari 1,7 juta penduduk di kedua daerah itu hanya diizinkan keluar rumah jika telah melakukan tes Covid-19 dan hasilnya negatif.

Rekaman video yang dipublikasikan China Central Television (CCTV) memperlihatkan jalan-jalan yang lengang di wilayah Sixian. Sejumlah warga mengantre di fasilitas pengujian massal.

Sementara itu, di provins Jiangsu yang bersebelahan dengan Anhui ditemukan 56 kasus baru pada Senin. Para pasien tersebar di empat kota. Otoritas Jiangsu belum memutuskan menerapkan lockdown seperti Anhui.

Saat ini China sedang berusaha mewujudkan kebijakan “Nol-Covid”. Para pejabat di sana menilai, hal itu diperlukan guna mencegah bencana perawatan kesehatan. Hal tersebut mengacu pada sumber daya medis yang belum merata di semua wilayah dan tingkat vaksinasi yang masih rendah di kalangan lansia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement