Rabu 14 Mar 2012 22:17 WIB

SPBU Kini Minta Surat Pengantar Pembelian Bahan Bakar

Pengendara mengisi bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta.
Foto: Republika//Wihdan Hidayat
Pengendara mengisi bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Sejumlah pengelola SPBU di Kota Kediri, Jawa Timur, meminta kepada para konsumen untuk membawa surat pengantar dari kelurahan setempat, setiap hendal membeli bahan bakar baik berupa premium maupun solar. "Jika mereka tidak memberikan surat, kami tidak dapat layani. Ini sudah aturan," kata Pengawas SPBU Mritjan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Mulyadi, Rabu (14/3).

Ia mengatakan, surat itu diberikan ke SPBU setelah sebelumnya minta dari kantor kelurahan setempat. Langkah itu penting demi mengantisipasi aksi kecurangan dan penimbunan bahan bakar.

"Dalam surat itu diterangkan, jika pembeli bersangkutan adalah pedagang atau pengecer bahan bakar," jelasnya. Mulyadi juga menyebut, stok bahan bakar di tempatnya saat ini masih mencukupi. Biasanya, stok setiap hari tersedia untuk bahan bakar jenis premium sampai 20 ton liter sementara untuk solar sampai 15 ton liter.

"Sampai saat ini stok masih mencukupi. Sempat ada keterlambatan pengiriman, dan setelah kami klarifikasi ke Surabaya, hanya ada masalah angkutan saja," katanya mengungkapkan. Ia menyebut, saat ini permintaan bahan bakar masih biasa-biasa saja. Adanya isu kenaikan harga BBM, ia menyebut tidak terlalu ada dampak yang terlihat.

Mei, salah seorang pembeli dari Kelurahan Pocanan, Kecamatan Kota, mengaku untuk pembelian bahan bakar saat ini memang lebih ketat dari sebelumnya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak, selain harus mematuhi aturan.

Mei mengaku, berencana membeli 50 liter premium. Namun, ia harus puas karena pembelian dibatasi hanya 30 liter saja. "Saya setiap hari belanja premium, sampai 50 liter dan habis. Kalau ada pembatasan, mau tidak mau harus mengikuti," kata Mei.

Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi (Diperindagtamben) Kota Kediri, Haris Chandra Purnama mengaku memang untuk pembelian bahan bakar ada pembatasan. "Itu keputusan dari Pertamina, untuk antisipasi adanya praktik kecurangan.

Dengan cara itu, penjualan bisa terpantau. "Tapi, kami minta warga tidak panik dengan rencana kenaikan ini, distribusi bahan bakar masih lancar di Kediri," kata Haris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement