Sabtu 19 Nov 2011 19:26 WIB

Debit Air Naik, Warga Code Kemasi Barang-barang

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sejumlah warga yang bermukim di bantaran Sungai Code mulai memindahkan barang berharga ke tempat yang lebih aman karena debit air sungai itu bertambah akibat hujan deras.

Koordinator Posko Sungai Code RW 8 Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis Yogyakarta Hata Mustafa saat dihubungi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan sejumlah warga sekitar Jogoyudan mulai mengemasi barang-barang berharga seperti barang elektronik untuk disimpan ke tempat yang lebih aman karena khawatir dengan banjir lahar dingin.

"Barang-barang elektronik milik warga mulai diletakkan ke tempat yang lebih tinggi di dalam rumah untuk menghindari luapan banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa terjadi selama musim hujan ini," katanya.

Dia mengatakan hujan deras pada Sabtu sore membuat debit air Sungai Code bertambah.

"Debit air sungai bertambah dengan ketinggian air mencapai 90 hingga 100 centimeter dari titik terendah di bantaran sungai," katanya.

Ia mengatakan selain debit air yang mulai bertambah, aliran air Sungai Code semakin deras dan mengental. "Saat ini air bercampur dengan lumpur dari lereng Merapi, namun volume airnya lebih banyak," kata dia.

Menurut dia, debit air mulai bertambah tetapi hingga saat ini belum meluap atau merendam permukiman warga. "Kami hanya diminta untuk tetap waspada. Komunikasi terus kami jalin dengan petugas pemantau bencana di kawasan lereng Merapi melalui alat komunikasi handie talkie (HT)," katanya.

Ia mengatakan sejumlah petugas di posko setempat telah menyiapkan berbagai upaya untuk menghadapi kemungkinan luapan banjir lahar dingin dengan cara evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.

Menurutnya, jika debit air tidak kunjung turun dan berpotensi menyebabkan luapan banjir lahar dingin, petugas di posko akan melakukan evakuasi. "Hingga saat ini belum ada imbauan evakuasi dari pemerintah, namun kami tetap waspada," katanya.

Ia mengatakan petugas akan mengevakuasi warga ke masjid maupun rumah-rumah warga yang lebih tinggi sebagai tempat pengungsian. Dia mengatakan kondisi pengungsian yang disiapkan pemerintah saat ini semakin memprihatinkan.

Ia mengatakan salah satu tempat pengungsian yang kondisinya memprihatinkan adalah Gedung PAUD Tunas Bangsa yang mengalami kerusakan pada sejumlah bagian bangunannya.

"Angin kencang yang terjadi beberapa waktu lalu membuat atap Gedung PAUD rusak dan bocor saat hujan turun sehingga tidak layak digunakan sebagai tempat pengungsian," kata dia.

Ia mengatakan atap Gedung PAUD itu hanya terbuat dari terpal.

"Gedung PAUD daya tampungnya terbatas sehingga kami saat ini mengandalkan masjid dan rumah-rumah warga jika sewaktu-waktu terjadi luapan banjir lahar dingin," kata dia.

RW 08 Kampung Jogoyudan merupakan salah satu kawasan terparah yang terkena banjir lahar dingin pada 2010 dan awal 2011.

Ia mengatakan di kampung tersebut terdapat 81 warga dari 200 kepala keluarga yang menjadi korban luapan lahar dingin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement