Senin 19 Sep 2011 18:48 WIB

Pemprov DKI Stop Proyek Monorel

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan tidak akan melanjutkan pembangunan monorel di ibukota setelah proyeknya terhenti sejak 2004.

Pemprov DKI saat ini sedang mencari moda transportasi lain yang lebih baik, biaya pembangunan tidak terlalu tinggi serta harga tiket terjangkau oleh masyarakat Jakarta.

"Pemerintah daerah akan segera mengakhiri masa perjanjian kontrak dan melakukan konsesi dengan PT Jakarta Monorel selaku investor dan pengembang mega proyek monorel," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo kepada wartawan, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan pihaknya menghendaki adanya ketegasan dalam penyelesaian masalah monorel yang sudah terkatung-katung selama tujuh tahun lamanya. "Saya sangat ingin proyek monorel supaya ada ketegasannya. Pemda akan melakukan pengakhiran masa perjanjian terhadap konsesi dengan PT Jakarta Monorel," katanya.

"Karena permintaan pergantian dana investasi yang diminta perusahaan itu sebesar Rp600 miliar, tidak bisa Pemprov DKI penuhi," ujar pria yang kerap disapa Foke ini.

Ia mengungkapkan format untuk mengakhiri perjanjian dengan PT Jakarta Monorel kini sedang dirundingkan bersama pengacara Pemprov DKI dan Biro Hukum DKI. "Jika penyusunan format tersebut telah rampung, maka akan ditindaklanjuti dengan tahapan selanjutnya untuk menyelesaikan perjanjian tersebut," ungkapnya.

Foke menjelaskan Pemprov DKI telah menerima rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKB) terkait biaya ganti rugi yang dapat dibayarkan kepada investor monorel maksimal Rp204 miliar.

Angka ganti rugi tersebut lebih rendah dari yang diajukan oleh manajemen PT Jakarta Monorel sebesar Rp 600 miliar.

"Saya berpegang pada rekomendasi BPKB bahwa maksimal ganti rugi sebesar Rp 204 miliar. Pemprov DKI berusaha untuk mengupayakan seefisien mungkin untuk kebutuhan transportasi bagi warga Jakarta," ujarnya.

Foke menambahkan, Pemprov DKI berkomitmen bahwa proyek monorel tidak akan dilanjutkan, sehingga akan dicari moda transportasi publik lainnya yang memiliki daya tampung angkut lebih banyak dan serta biaya pembangunan tidak terlalu tinggi dari proyek monorel.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta rencananya akan mengoptimalkan keberadaan tiang jalan layang yang hingga kini masih "mangkrak", termasuk tiang-tiang bekas proyek monorel untuk dimanfaatkan dalam pembangunan jalan layang khusus tersebut.

Proyek Monorel dibagi menjadi dua jalur, jalur hijau dan jalur biru dengan perkiraan angkut 120 ribu jiwa per hari. Monorel jalur hijau sepanjang 14,2 kilometer akan melayani rute Semanggi-Kuningan. Jalur biru sepanjang 12,2 kilometer melayani Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy.

Proyek monorel dikerjakan PT Jakarta Monorail. Perusahaan tersebut akhirnya gagal membangun proyek monorel di Jakarta karena mundurnya Bank Pembangunan Islam, Dubai.

Tiang-tiang untuk monorail sudah sempat terbangun kini dibiarkan mangkrak begitu saja, seperti kawasan Senayan dan Kuningan, Jakarta Selatan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement