Ahad 03 Jul 2022 15:19 WIB

BNPB: Ratusan Jiwa Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor di Maluku

BPBD Maluku mencatat ada dua desa di dua kecamatan yag terdampak banjir.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berupaya memindahkan material yang terbawa banjir akibat meluapnya sungai di Maluku (ilustrasi)
Foto: Antara/izaac mulyawan
Warga berupaya memindahkan material yang terbawa banjir akibat meluapnya sungai di Maluku (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan banjir dan tanah longsor di wilayah Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku mengakibatkan ratusan orang mengungsi. Atas bencana itu, Bupati MBD mengeluarkan keputusan penetapan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah Longsor terhitung sejak 30 Juni sampai 13 Juli 2022.

Insiden bencana hidrometeorologi basah ini terjadi pada Kamis malam (29/6/2022), pukul 20.36 WIT. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten MBD mencatat dua desa di dua kecamatan terdampak, yaitu Desa Jesuru di Kecamatan Pulau Romang dan Desa Wulur di Damer. 

Baca Juga

"Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 88 KK atau 418 jiwa mengungsi. BPBD setempat tidak merinci warga mengungsi akibat banjir maupun longsor karena masih memutakhirkan data populasi terdampak," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers pada Ahad (3/7/2022). 

Tak hanya dampak korban, BPBD setempat mengidentifikasi kerusakan ringan pada rumah sebanyak 64 unit dan jembatan empat unit. Penanganan darurat telah dilakukan oleh personel BPBD yang dibantu aparat desa setempat. Bantuan logistik pun didistribusikan kepada warga terdampak. "Tercatat sembako dikirimkan BPBD, antara lain beras, mie instan dan lauk pauk," ujar Abdul. 

Menurut laporan BPBD struktur tanah yang labil juga memicu terjadinya longsoran. Sedangkan pantauan saat banjir terjadi, tinggi muka air berkisar 50 hingga 70 cm. Sebelum peristiwa ini terjadi, BPBD Kabupaten MBD telah meneruskan informasi peringatan dini cuaca kepada pihak desa maupun masyarakat. Hal tersebut membantu kesiapsiagaan masyarakat untuk menghindari dampak bencana yang terjadi.

"Banjir dan tanah longsor terjadi setelah hujan lebat mengguyur kawasan terdampak pada malam hari," ucap Abdul. 

Berdasarkan kajian inaRISK, Kecamatan Pulau Romang termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir dan tanah longsor pada kategori tinggi. Sedangkan wilayah Damer pada kategori bahaya banjir. Sementara itu, prakiraan cuaca pada hari ini, Ahad (3/7/2022) dua kecamatan terdampak berpeluang berawan hingga cerah berawan. 

"BNPB tetap mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor maupun angin kencang," tutur Abdul. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement