Ahad 03 Jul 2022 03:30 WIB

Pemerintah Menargetkan Menambah Satu Juta UKM Baru

Baru 3,18 persen UMKM yang berstatus mapan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelsaikan pesanan bordir pakaian di tempat produksi sablon dan bordir (ilustrasi). Pemerintah menargetkan untuk menambah satu juta usaha kecil menengah (UKM) baru hingga 2024 sebagai upaya meningkatkan rasio kewirausahaan di Tanah Air.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja menyelsaikan pesanan bordir pakaian di tempat produksi sablon dan bordir (ilustrasi). Pemerintah menargetkan untuk menambah satu juta usaha kecil menengah (UKM) baru hingga 2024 sebagai upaya meningkatkan rasio kewirausahaan di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah melalui landasanPeraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024, menargetkan untuk menambah satu juta usaha kecil menengah (UKM) baru hingga 2024 sebagai upaya meningkatkan rasio kewirausahaan di Tanah Air.

"Presiden telah mengeluarkan Perpres nomor 2 tahun 2022 sebagai landasan mencetak satu juta wirausaha baru di Indonesia," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada Kuliah Umum dan Diskusi Interaktif Kewirausahaan dengan tema Young Entrepreneur Wanted serta peluncuran program kerja sama dengan Universitas Andalas (Unand) Padang dalam bidang peningkatan kapasitas usaha rintisan, baru-baru ini.

Baca Juga

Menurut dia, kendati pelaku usaha di Indonesia 99,9 persen adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tapi yang sudah masuk dalam kategori wirausaha mapan baru 3,18 persen. "Ini rendah sekali kalau dibandingkan dengan Singapura yang jumlah UMKM mapan mencapai 8,76 persen dengan jumlah penduduk kurang dari lima juta jiwa," kata dia.

Sementara, menurut dia, saat ini Indonesia memiliki penduduk 270 juta jiwa tetapi jumlah wirausaha baru 3,18 persen. Sedangkan Malaysia jumlah wirausahanya sudah di atas Indonesia yaitu 4,74 persen dan Thailand 4,2 persen.

Oleh sebab itu, Kemenkop UKM ingin menambah satu juta wirausaha baru sehingga pada 2024 komposisinya naik menjadi 3,95 persen. "Syukur-syukur bisa sampai empat persen, karena kalau ingin jadi negara maju jumlah pengusaha harus empat persen dari total populasi penduduk," kata Teten.

Di negara maju, kata Tetan, jumlah wirausaha mencapai 10 hingga 14 persen. Ia mengemukakan, meski pelaku usaha di Indonesia 99 persen adalah UMKM, pada 2045 diperkirakan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi empat besar di dunia setelah Amerika Serikat, China dan India.

"Untuk menuju negara maju bukan hanya SDM dan infrastruktur namun juga menyiapkan dunia usahanya dengan menambah wirausaha muda," ujar dia.

Untuk itu, Kemenkop UKM ingin menggandeng Universitas Andalas karena Ranah Minang dikenal dengan darah pengusaha.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement