Jumat 01 Jul 2022 22:59 WIB

Pengertian, Batasan, dan Cara Ikhlas Beramal Menurut Imam Ghazali 

Ikhlas merupakan salah satu bagian tauhid amalan hati yang berat

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi ikhlas berdoa. Ikhlas merupakan salah satu bagian tauhid amalan hati yang berat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi ikhlas berdoa. Ikhlas merupakan salah satu bagian tauhid amalan hati yang berat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat menyampaikan ceramah, para dai dan ulama sering mengingatkan agar kita selalu ikhlas dalam melakukan sesuatu. Namun, ikhlas bukanlah perkara muda untuk dicapai. Lalu bagaimana agar kita bisa ikhlas dalam beramal?  

Dalam kitabnya yang berjudul "Minhaj al-Abidin", filsuf dan teolog muslim ternama, Imam Al Ghazali, telah menjelaskan tentang ikhlas dalam beramal. Dia berkata: 

Baca Juga

فأما اخلاص العمل فهو التقرب ال الله عز وجل و تعظيم امره و اجابة دعوته

 “Ikhlas beramal adalah niat taqarrub kepada Allah SWT, dan niat mengagungkan perintah-perintah-Nya. Serta niat melaksanakan seruan-Nya.” 

Dalam memupuk niat tersebut, seseorang perlu ijtihad dan memiliki kemauan yang tinggi. Dengan demikian, baru bisa mencapai keikhlasan tersebut. Imam Al Ghazali menjelaskan: 

و الباعث عليه اعتقاد الصحيح  “ Yang mendorong itu semua adalah ijtihad dan sungguh-sungguh.”

Ikhlas dalam beramal sejatinya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mengupayakan sepenuhnya untuk beribadah. Maka dari itu, terlebih dahulu seseorang perlu menata niat, niat yang lurus dan kuat. 

Lebih lanjut, Imam Ghazali menjelaskan, ikhlas beribadah dilakukan bersamaan dengan yang dikerjakan. Maka dari awal sampai akhir, seseorang seyogyanya terus mengerjakan dengan ikhlas. 

Selain menjelaskan tentang ikhlas dalam beribadah, Imam al-Ghazali juga menjelaskan tentang ikhlas dalam memohon pahala kepada Allah SWT. 

Menurut Al Ghazali, yang dimaksud ikhlas dalam memohon pahala adalah mencari kemanfaatan akhirat dengan amal baik. Sebab, pahala sejatinya didapat dengan amal baik yang dibarengi dengan niat baik serta keikhlasan.  

Maka di dalam hati tidak boleh terdapat sifat riya. Jika ada, maka amalnya akan gugur dan tidak bisa mendapat pahala atau kemanfaatan di sisi-Nya. Sejatinya seseorang itu tidak perlu ada embel-embel dalam memohon pahala kepada Allah SWT. 

و أما الإخلاص في طلب الأجر فهو ارادة نفع الأخرة بعمل الخير “Yang dimaksud ikhlas dalam memohon pahala adalah bermaksud mencari kemanfaatan akhirat dengan amal baik.” 

انه ارادة نفع الاخرة بخير لم يرد ردا يتعذر بحيث ترجى به تلك المنفعة ”Ikhlas mencari pahala yaitu mengharapkan manfaat akhirat dengan amal yang bagus, yang tidak ditolak dengan penolakan yang benar-benar meragukan, orang ikhlas yang bagus amalnya berharap manfaat dari amal tersebut."    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement