Jumat 01 Jul 2022 20:31 WIB

Kerry Indonesia Sebut Ada Peluang Besar Pasar Makanan Berbasis Nabati

Masyarakat berminat dengan makanan berbasis nabati, namun belum puas dengan rasanya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Makakan berbasis nabati (Ilustrasi). Masyarakat Indonesia mulai melirik makanan berbasis nabati sejak pandemi Covid-19.
Foto: Flickr
Makakan berbasis nabati (Ilustrasi). Masyarakat Indonesia mulai melirik makanan berbasis nabati sejak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhatian terhadap kesehatan dan dampak lingkungan mendorong konsumen untuk mencari alternatif pengganti daging dengan makanan yang berbasis nabati (plant-based). Saat ini, pasar daging alternatif dunia diperkirakan mencapai 9,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 141 miliar pada tahun 2023.

Pasar Asia menjadi daerah terbesar kedua di dunia untuk alternatif daging berbasis nabati. Senior Marketing Manager Kerry Indonesia, Rizki Adriyan mengatakan masyarakat Indonesia mulai melirik makanan tersebut.

Baca Juga

Rizki menyebut, pertumbuhan bisnis food and beverages di Indonesia yang fokus pada makanan plant-based menjadi bukti adanya pasar untuk bisnis ini, misalnya semakin maraknya restoran vegan atau berbasis nabati. Salah satu pemicu utamanya ialah pandemi Covid-19 yang mendorong konsumen mencari makanan sehat.

"Peluangnya besar untuk bisnis makanan plant-based," ujar Rizki dalam acara media gathering Kerry Indonesia, dikutip Jumat (1/7/2022).

Rizki menilai, lebih dari setengah konsumen Indonesia merupakan millenial dan gen Z. Mereka mau mengeksplorasi apapun didorong rasa penasaran.

Berdasarkan survei Kerry, alasan kesehatan dan kebugaran mendorong konsumen di Indonesia untuk mencari alternatif daging nabati. Di sisi lain, mereka tidak tertarik dengan pengalaman rasanya.

"Konsumen mengatakan bahwa produk plant-based yang ada dipasaran tidak memiliki daya tarik dari segi rasa," kata Rizki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement