Jumat 01 Jul 2022 19:16 WIB

Jelang Idul Adha, Anies Pastikan Pendistribusian Hewan Qurban Aman

Pemprov DKI mengandalkan 865 Petugas Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) meninjau penjualan sapi kurban di Blisapi, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (1/7/2022). Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan hewan kurban yang telah tiba di Jakarta.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) meninjau penjualan sapi kurban di Blisapi, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (1/7/2022). Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan hewan kurban yang telah tiba di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, pelaksanaan Idul Adha berbarengan dengan isu penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak memang mengkhawatirkan. Karena itu, dia menjanjikan adanya langkah pengamanan hewan ternak yang disebar nantinya.

“Kita meminta kepada para tenaga pemeriksa kesehatan hewan yang bertugas untuk memastikan benar-benar hewan yang terjangkit PMK tidak terdistribusi sebagai hewan kurban," ujar Anies di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga

Dalam pelaksanaannya, dia mengandalkan 865 Petugas Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban menjelang Idul Adha 1443 Hijriah. Ratusan petugas itu, dilepas Anies untuk memastikan pengendalian dan penanggulangan penyakit mulut dan kuku di Jakarta berjalan dengan baik. 

Tak sampai di sana, dia juga meminta semua pemangku kepentingan lainnya untuk terus memantau perkembangan pendistribusian hewan kurban. Sehingga, sosialisasi yang bertujuan untuk  mengkomunikasikan ciri-ciri penyakit PMK bisa tersampaikan kepada masyarakat.

"Saat ini di Jakarta telah datang sekitar 38 ribu hewan kurban dan masih diprediksi bertambah menjadi 43 ribu. Ini masih ada sekitar 5.000 hewan lagi yang akan masuk ke Jakarta,” katanya. 

Dengan adanya langkah tersebut, masyarakat dinilainya akan teredukasi dan terbantu dalam memantau serta melaporkan kepada tenaga pemeriksa kesehatan hewan. Terutama, apabila ada temuan hewan ternak yang belum layak dijadikan hewan kurban.

"Oleh karena itu, persiapan pelaksanaan kurban ini harus kita jaga bersama dan merupakan kegiatan besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, sehingga jika tidak kita tangani dengan tepat dikhawatirkan akan memperluas penyebaran penyakit PMK, khususnya di Jakarta," tambahnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement