Kamis 30 Jun 2022 13:18 WIB

BPBD Kota Bogor Pasang Alat Peringatan Dini Banjir

Dengan pemasangan alat sistem peringatan dini warga dapat menghindari dampak banjir.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Warga berjalan di atas jembatan yang arus airnya deras, di  Kota Bogor. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warga berjalan di atas jembatan yang arus airnya deras, di Kota Bogor. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor telah memasang alat sistem peringatan dini banjir di Sungai Ciheuleut, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Pemasangan alat ini tidak lepas dari kondisi banjir akibat debit atau luapan arus air Sungai Ciheuleut saat curah hujan cukup tinggi. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menyebutkan dengan data kebencanaan yang dimiliki BPBD Kota Bogor, sudah seharusnya diimbangi dengan inovasi dalam menghadapinya untuk menangani persoalan bencana. "Minimal mampu mengurangi kerugian yang ditimbulkannya," katanya.

Menurut dia, alat ini menjadi bukti dari tantangan yang ada dan salah satu bentuk kolaborasi serta  partisipasi warga. Namun, alat tersebut hanya sebagai warning atau peringatan, sedangkan yang utama dilakukan ialah mitigasi atau pencegahan.

Jadi, kata dia, tidak hanya menangani saja dan menganalisis faktor apa yang menyebabkan bencana itu bisa terjadi. Ke depan alatnya akan kita evaluasi, efektivitasnya seperti apa, semoga ada teknologi yang lebih baik lagi. 

"Yang jelas saya bangga, ini namanya teknologi tepat guna yang terkadang lebih efektif karena warga sendiri yang merasakannya,” kata Syarifah dalam keterangannya, Kamis (29/6).

Namun keberadaan alat ini, kata Syarifah, tergantung dari sumber daya manusia yang ada di belakangnya. Untuk itu, kepedulian dan pemahaman warga diharapkan tetap terjaga dalam menjalani simulasi secara periodik dan sosialisasi bersama sebagai langkah antisipasi untuk menghindari dampak bencana yang lebih besar. 

Di samping itu, agar tidak muncul kelalaian dan menganggap sebagai hal yang biasa jika ada peringatan. Setelah dipasang, dia berharap, pemeliharaan secara berkala agar tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik dan optimal. 

“Ke depan diharapkan tidak hanya alat sistem peringatan dini untuk bencana banjir, tetapi juga tanah longsor. Di Kota Bogor ada empat kejadian bencana yang mendominasi, yaitu banjir, longsor, pohon tumbang dan angin puting beliung,” sebutnya. 

Selain mitigasi, penyuluhan, edukasi dan sosialisasi kebencanaan menjadi faktor pendukung lainnya, Syarifah berharap aparatur wilayah memiliki data yang lengkap. Salah satunya data kondisi wilayah dan potensi bencana, sehingga dapat diambil tindakan sebagai langkah mitigasi. 

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas, menerangkan, pemasangan dan simulasi alat sistem pendeteksi dini banjir tidak lepas dari peran dan kontribusi para relawan di Forum Penanggulangan Resiko Bencana di Kelurahan Panaragan. 

Dari harapan yang disampaikan warga, Theo menuturkan, pemasangan alat ini diharapkan tidak hanya satu, tetapi juga di titik-titik lain yang memiliki resiko banjir. Penyempurnaan diperlukan agar efektivitas dari penggunaannya dapat optimal dan maksimal. 

Penanganan oleh dinas terkait juga diharapkan agar dapat segera ditangani sehingga mencegah kondisi dan dampak yang lebih parah akibat dari banjir yang bisa merugikan warga. 

“Dengan pemasangan alat sistem peringatan atau deteksi dini banjir bukan berarti tidak akan terjadi banjir lagi, tetapi memberikan peringatan dini bagi warga sehingga dapat mengamankan barang-barangnya dan menghindari dampak atau kerugian yang lebih besar” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement