Kamis 30 Jun 2022 11:05 WIB

Serangan Hama Jadi Penyebab Tingginya Harga Cabai Rawit Jatim

Cuaca tak menentu juga turut meningkatkan biaya produksi cabai.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengungkapkan, sedikitnya ada 7,23 persen lahan tanaman cabai di Jatim yang terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengungkapkan, sedikitnya ada 7,23 persen lahan tanaman cabai di Jatim yang terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengungkapkan, sedikitnya ada 7,23 persen lahan tanaman cabai di Jatim yang terserang Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Serangan OPT ini lah yang mempengaruhi produksi dan membuat harga cabai melambung tinggi. Serangan OPT dari ringan sampai sedang ini terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi serta umur tanaman yang sudah tidak produktif lagi.

“Secara kumulatif luas serangan OPT tanaman cabai selama musim tanam di musim kemarau tahun ini mencapai 383,11 hektare, yang terdiri dari serangan hama seluas 147,39 hektare dan serangan penyakit tanaman 235,72 hektare,” ujarnya, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko mengatakan, kenaikan harga cabai membuat petani senang. Menurutnya tidak hanya untung namun juga mampu mengembalikan kerugian akibat pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

“Untuk masa tanam dua bulan lalu, keuntungan yang diperoleh petani bisa mencapai 100 hingga 200 persen. Namun untuk mengembalikan kerugian akibat pandemi mencapai 40 persen,” ujarnya.

Meski demikian, kata Nanang, cuaca yang tidak menentu seperti saat ini turut meningkatkan biaya perawatan tanaman cabai. Dimana tanaman harus lebih sering diberi pupuk dan disemprot disinfektan. "Panen raya masih sekitar Agustus hingha September. Untuk harga cabai rawit di tingkat petani saat ini Rp 78.000 per kilogram sedangkan cabai besar Rp 54.000 per kilogram,” ujarnya.

Berdasarkan Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Timur, harga rata-rata cabai rawit adalah Rp 92.771 per kilogram. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Probolinggo Rp 106.666 per kilogram dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Banyuwangi Rp 82.400 per kilogram.

Di Pasar Genteng, Keputran, dan Wonokromo, Surabaya, harga cabai rawit mencapai Rp 95.000 per kilogram. Kemudian untuk Pasar Pucanganom Rp 85.000 per kilohram, dan Pasar Tambahrejo Rp 90.000 per kilogram. Adapun untuk harga cabai besar di Pasar Genteng, Pasar Keputran, Pasar Tambahrejo dan Pasar Wonokromo Rp 65.000 per kilogram. Sedangkan di Pasar Pucanganom Rp 80.000 per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement