Kamis 30 Jun 2022 06:00 WIB

Wamen Perdagangan Jadi Pembicara di Forum Blockchain Internasional di Malaysia

Indonesia merupakan pasar masa depan yang potensial dengan bonus demografi.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menjadi pembicara utama dalam seminar yang bertemakan Asian Blockchain Comunity dan Development, di Malaysia.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menjadi pembicara utama dalam seminar yang bertemakan Asian Blockchain Comunity dan Development, di Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA -- Wakil Menteri Perdagangan RI Dr Jerry Sambuaga melakukan kunjungan ke Malaysia. Dia berada di Malaysia dalam rangka sebagai pembicara dalam seminar yang bertemakan Asian Blockchain Comunity dan Development.

Dalam acara yang berlangsung selama dua hari itu, Wamendag mendapatkan kesempatan menjadi pembicara utama. Dia menjelaskan, kemajuan dan arah perdagangan kripto yang juga marak di Indonesia.

"Perdagangan kripto diatur oleh Bappebti dibawah Kementerian Perdagangan karena kripto di Indonesia dikategorikan sebagai komoditas dan bukan uang. Rupiah tetap merupakan alat tukar yang berlaku di Indonesia sesuai undang-undang," kata Jerry dalam keterangannya yang diterima Republika, Rabu (29/6/2022). 

Pada seminar yang diadakan secara hybrid (fisik dan online) dengan peserta dari  Indonesia, Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Canada, New Zealand dan Eropa, Jerry juga mengundang para pelaku kripto Indonesia untuk terus berinovasi dan melakukan edukasi bagi masyarakat agar bisa memanfaatkan kripto sebagai salah satu instrumen investasi. Kepada para pelaku kripto diluar Indonesia, dia mengundang mereka untuk berinvestasi dan masuk sebagai pelaku industri kripto di Indonesia. 

Lebih lanjut Jerry menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan pasar masa depan yang potensial dengan bonus demografi yang mendukung pengembangan industri kripto. Indonesia juga akan memiliki bursa kripto yang bertujuan untuk melindungi pelaku  kripto baik dari sisi  konsumen kripto , trader dan developer koin atau token. 

Konsep ini penting karena hanya dengan memberikan kepastian dan perlindungan untuk semua maka industri kripto bisa maju. "Kita tidak bisa membendung teknologi, tapi kita bisa memilih apa yang baik dan tidak dengan memberikan edukasi yang cukup dan perlindungan yang jelas bagi seluruh stakeholder industri," ucapnya.  

"Industri kripto di Indonesia, berkembang sangat cepat dengan peningkatan transaksi per 31 Desember 2021 mencapai total Rp 835 triliun (700 miliar USD) dan jumlah investor tercatat mencapai 12.5 juta user," imbuhnya.

Hal itu pun disampaikan Wamendag dalam diskusi panel bersama Mr David Rhoades, Global Marketing Lead Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Mr Harpreet, Malaysia Blockchain Association. 

Diakhir kesempatan Wamendag juga menjawab beberapa pertanyaan dari peserta seputar antusiasme para pelaku tentang peluang investasi dan arah pengembangan kripto di Indonesia. Harapannya, industri kripto di Asia khususnya Indonesia, Malaysia , dan Singapura bisa menyamakan visi untuk perkembangan ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement