Rabu 29 Jun 2022 08:36 WIB

Stafsus Presiden: Produksi Pupuk Perkuat Ketahanan Pangan

Presiden Jokowi sangat menaruh perhatian terhadap produksi dan distribusi pupuk.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit mengapresiasi kinerja PT Pupuk Kalimantan Timur atau PKT yang terus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. Sukardi menyebut PKT memiliki peranan vital di tengah ancaman krisis pangan dunia.

"Presiden Jokowi pernah mengatakan kepada saya bahwa negara kita akan tertinggal oleh negara-negara lain dan tidak bisa bersaing kalau ketahanan pangannya tidak kuat," ujar Sukardi saat berkunjung ke kantor PKT pada Selasa (28/6/2022).

Baca Juga

Jokowi, lanjut Sukardi, menilai ketahanan pangan akan kuat, salah satunya kalau produksi pupuknya juga bagus. Karena itu Presiden Jokowi sangat menaruh perhatian terhadap produksi dan distribusi pupuk.

Sukardi juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi PKT dalam menjaga kelestarian budaya di Indonesia. PKT dinilai telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para seniman di Indonesia dengan berbagai aktivitas yang melibatkan para pegiat seni dan budaya di Indonesia, mulai dari menyelenggarakan kegiatan seni bersama hingga didirikannya Galeri Seni PKT sebagai wadah apresiasi atas karya seni dari pelukis ternama.

"Ini yang luar biasa dari PKT, ikut menjaga seni budaya, ini langka dimiliki oleh yang lain, harus dipertahankan," ucap Sukardi.

Rahmad menyampaikan, PKT berkomitmen mendukung cita-cita Presiden Jokowi yang menginginkan Indonesia melakukan hilirisasi produk. Dengan begitu Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah. Rahmad berharap Indonesia tidak menjadi negara yang terjebak middle income trap karena fokus ekspor bahan mentah.

"Memang membutuhkan proses dan investasi yang besat, namun hilirisasi itu bisa menjadi nilai tambah hingga 30 kali lipat," kata Rahmad.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement