Rabu 29 Jun 2022 08:00 WIB

Dua Orang Didakwa Atas Kematian 51 Imigran di Dalam Truk

Dua orang terdakwa asal Meksiko yang tangkap setelah penemuan Senin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Petugas polisi San Antonio menjaga tempat kejadian Selasa, 28 Juni 2022, di San Antonio di mana puluhan migran ditemukan tewas di sebuah trailer-traktor pada hari Senin setelah ditinggalkan dalam panas terik. Ini adalah tragedi terbaru yang merenggut nyawa para migran yang diselundupkan melintasi perbatasan dari Meksiko ke AS.
Foto: Jay Janner /Austin American-Statesman via AP
Petugas polisi San Antonio menjaga tempat kejadian Selasa, 28 Juni 2022, di San Antonio di mana puluhan migran ditemukan tewas di sebuah trailer-traktor pada hari Senin setelah ditinggalkan dalam panas terik. Ini adalah tragedi terbaru yang merenggut nyawa para migran yang diselundupkan melintasi perbatasan dari Meksiko ke AS.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN ANTONIO -- Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS) mendakwa dua orang warga negara Meksiko dalam kasus penyelundupan manusia mematikan. Setelah pihak berwenang menemukan 51 orang dijejalkan di dalam trailer truk panas di San Antonio, Texas.

Berdasarkan penuturan pihak berwenang dan dokumen pengadilan, Selasa (28/6/2022) dua orang terdakwa asal Meksiko yang tangkap setelah penemuan Senin (27/6/2022) didakwa atas kepemilikan senjata api ilegal di AS.

Baca Juga

Sebanyak 39 pria dan 12 wanita ditemukan tewas di dalam trailer truk ketika suhu udara mencapai 39,4 derajat Celcius di pinggir selatan San Antonio. Penemuan trailer tersebut merupakan salah satu tragedi penyeludupan manusia yang paling tragis.

Pihak berwenang setempat mengatakan mereka mendapat laporan tentang sebuah truk yang diparkir di samping rel kereta, Pintu truk itu terbuka dan terdapat jenazah di dalam kendaraan yang kemudian berserak di beberapa blok.

Pihak berwenang AS dan lokal mengatakan tidak ada tanda air dan pendingin ruangan di dalam truk. Seorang pejabat mengatakan terdapat "tumpukan jenazah" dan beberapa imigran terlalu panas untuk disentuh. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement