Selasa 28 Jun 2022 21:45 WIB

Negara G7 Sepakat Tetapkan Batasan Harga Terhadap Minyak Rusia

Batasan harga merupakan cara mencegah Rusia ambil keuntungan dari invasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Harga minyak dunia (ilustrasi). Para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa (28/6/2022), sepakat menjajaki penerapan larangan pengangkutan minyak Rusia yang dijual di atas harga tertentu.
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi). Para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa (28/6/2022), sepakat menjajaki penerapan larangan pengangkutan minyak Rusia yang dijual di atas harga tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa (28/6/2022), sepakat menjajaki penerapan larangan pengangkutan minyak Rusia yang dijual di atas harga tertentu. Keputusan ini bertujuan untuk menguras semangat perang Moskow.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, batasan harga minyak akan meningkatkan tekanan Barat terhadap Rusia. Scholz mengatakan, Barat akan terus menjatuhkan sanksi terhadap sampai Presiden Vladimir Putin menerima kegagalan di Ukraina.

 

"Hanya ada satu jalan keluar bagi Putin untuk menerima bahwa rencananya di Ukraina tidak akan berhasil," kata Scholz.

 

Gagasan di balik pembatasan tersebut adalah untuk mengikat layanan keuangan, asuransi, dan pengiriman kargo minyak dengan batasan harga.  Pengirim atau importir bisa mendapatkan minyak, jika mereka berkomitmen untuk menetapkan harga maksimum untuk minyak Rusia.  

 

"Kami mengundang semua negara yang berpikiran sama untuk mempertimbangkan bergabung dengan kami dalam tindakan kami," kata para pemimpin G7.

 

G7 menilai batasan harga merupakan cara untuk mencegah Moskow mengambil keuntungan dari invasinya ke Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina telah menaikkan harga energi secara tajam, dan Barat mengambil langkah untuk mengekang impor minyak dan gas Rusia. 

 

G7 juga menjajaki kemungkinan pembatasan harga gas. Langkah ini didorong oleh Italia. Sementara itu Prancis telah menyerukan pembatasan harga pada semua penjualan energi.

 

Para ahli memperingatkan rencana itu bisa menjadi bumerang.  Tamas Varga dari pialang minyak PVM mengatakan, Putin, dapat memutuskan untuk mengurangi ekspor energi sebagai pembalasan, yang akan menaikkan harga.

 

Bahkan beberapa negara seperti China juga dapat menemukan solusi. Kremlin pada Selasa (28/6/2022) mengatakan, raksasa gas Rusia, Gazprom dapat meminta perubahan pada kontrak pengirimannya jika Barat menerapkan batasan harga.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement