Selasa 28 Jun 2022 08:29 WIB

Rusia Serang Pusat Perbelanjaan di Ukraina

Serangan itu menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 50 lainnya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina bekerja untuk memadamkan api di pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan roket di Kremenchuk, Ukraina, Senin malam, 27 Juni 2022.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina bekerja untuk memadamkan api di pusat perbelanjaan yang terbakar setelah serangan roket di Kremenchuk, Ukraina, Senin malam, 27 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KREMENCHUK -- Pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah, terkena hantaman dua rudal dari Rusia pada Senin (27/6/2022). Serangan itu menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 50 lainnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy mengatakan, lebih dari 1.000 orang berada di pusat perbelanjaan pada saat serangan itu. Menurut para saksi, serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar dan mengirim asap hitam mengepul ke langit.

Baca Juga

"Bahkan tidak mungkin membayangkan jumlah korban. Tidak ada gunanya mengharapkan kesopanan dan kemanusiaan dari Rusia," tulis Zelenskiyy di aplikasi perpesanan Telegram.

Gubernur wilayah Poltava tengah Dmytro Lunin menulis di Telegram, bahwa 13 orang kini telah dipastikan meninggal akibat serangan itu. Meski terlalu dini untuk membicarakan jumlah korban meninggal dunia seluruhnya karena saat tim penyelamat terus mencari di antara puing-puing.

Lunin menyatakan, 21 orang telah dirawat di rumah sakit dan 29 lainnya telah diberikan pertolongan pertama tanpa rawat inap. "Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil," katanya menunjukkan tidak ada target militer di dekatnya yang bisa menjadi sasaran Rusia.

Pada satu titik, paramedis bergegas ke gedung setelah penyelamat memanggil "200" yang berarti telah menemukan satu atau lebih mayat di dalam gedung. Saat malam mulai turun, tim penyelamat membawa lampu dan generator untuk melanjutkan pencarian. Anggota keluarga yang khawatir, beberapa hampir menangis dan dengan tangan menutupi mulut, berbaris di sebuah hotel di seberang jalan dari mal di mana petugas penyelamat telah mendirikan pangkalan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement