Senin 27 Jun 2022 23:35 WIB

22 Remaja Tewas di Kedai Minuman Afrika Selatan

Kematian 22 remaja di kedai minuman diduga diakibatkan oleh penyerbuan.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan dia khawatir tentang keadaan di mana orang-orang muda, berpotensi di bawah usia 18 tahun, diizinkan untuk berkumpul di kedai minuman.
Foto: AP Photo/Themba Hadebe, File
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan dia khawatir tentang keadaan di mana orang-orang muda, berpotensi di bawah usia 18 tahun, diizinkan untuk berkumpul di kedai minuman.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN - Pihak berwenang Afrika Selatan (Afsel) masih menyelidiki kematian sekurangnya 22 anak muda yang ditemukan tewas di dalam sebuah kedai minuman populer di kota pesisir London Timur, Afsel. Penyiar negara SABC menduga kematian diakibatkan oleh penyerbuan.

Kendati begitu, dugaan tersebut kurang detail sebab penyebab pasti kematian masih belum terungkap. Juru bicara departemen kesehatan Provinsi Eastern Cape, Siyanda Manana mengatakan, jasad 22 remaja akan diangkut ke kamar mayat rumah sakit negara bagian sehingga kerabat atau keluarga membantu mengidentifikasi korban yang terdiri dari pria dan wanita itu.

"Kami akan segera melakukan otopsi sehingga kami dapat mengetahui kemungkinan penyebab kematian," katanya saat personel forensik melanjutkan pekerjaan mereka di lokasi kejahatan yang ditutup di Enyobeni Tavern.

"Kami berbicara tentang 22 mayat sekarang dan tes toksikologi adalah bagian dari pemeriksaan," kata Manana.

Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengatakan dia khawatir tentang keadaan di mana orang-orang muda, berpotensi di bawah usia 18 tahun, diizinkan untuk berkumpul di kedai minuman. Ramaphosa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hukum harus mengambil jalannya setelah penyelidikan selesai.

"Panggilan itu ditujukan kepada orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka dirawat dengan baik, seruan itu ditujukan kepada masyarakat untuk mengatakan bahwa kami tidak dapat membiarkan anak-anak kami mati," kata menteri kepolisian nasional Bheki Cele kepada kerumunan besar di Taman Pemandangan selama kunjungan dadakan yang disiarkan langsung di televisi.

Seorang gadis 17 tahun, yang hanya menyebut namanya "Lolly" dan tinggal dekat dengan kedai, mengatakan kepada Reuters bahwa tempat itu

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement