Senin 27 Jun 2022 11:39 WIB

BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat di Jateng Selatan Hingga Akhir Juni

Anomali suhu permukaan air laut berpotensi menambah massa uap air.

Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos banjir yang menggenangi kawasan Jalan Gunung Salak, Denpasar, Bali, Senin (21/2/2022).(Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos banjir yang menggenangi kawasan Jalan Gunung Salak, Denpasar, Bali, Senin (21/2/2022).(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai hujan lebat. Hujan lebat masih berpotensi terjadi hingga akhir Juni 2022.

"Berdasarkan pantauan terhadap dinamika atmosfer pada tanggal 26 Juni 2022, Dipole Mode Index (DMI) masih bernilai negatif, yakni minus 0,49, normalnya 0,4," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin (27/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan. Dalam hal ini, pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng menjadi signifikan.

Selain itu DMI yang masih bernilai negatif, saat sekarang terdapat belokan angin dan konvergensi, sehingga potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa khususnya Jateng masih tinggi. "Anomali suhu permukaan air laut atau sea surface temperature (SST) masih berkisar 1-3 derajat Celcius, sehingga berpotensi menambah massa uap air," katanya.

Terkait dengan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap akibat hujan lebat yang terjadi pada Ahad (26/6/2022) siang hingga malam hari, Teguh mengatakan berdasarkan pantauan di beberapa pos pengamatan, curah hujan terpantau sedang hingga sangat lebat.

Menurut dia, curah hujan sedang yang terpantau di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung sebesar 26 milimeter dan Pos Pengamatan Bandara Tunggul Wulung sebesar 37 milimeter. Sementara curah hujan di Sidareja terpantau 95 milimeter sehingga masuk kategori lebat, sedangkan di Karangpucung terpantau mencapai 146 milimeter dan masuk kategori sangat lebat.

"Curah hujan sedang hingga sangat lebat terjadi di Cilacap. Konsentrasi hujan sangat lebat di sekitar wilayah Karangpucung," katanya.

Selain di Cilacap, curah hujan sangat lebat juga terpantau di Kabupaten Banjarnegara, yakni Susukan sebesar 104 milimeter, Klampok 103 milimeter, dan Purwanegara 140 milimeter, serta Kabupaten Purbalingga khususnya Bukateja mencapai 113 milimeter. "Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologi karena hujan lebat hingga sangat lebat masih berpotensi terjadi hingga akhir Juni 2022," kata Teguh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement