Ahad 26 Jun 2022 14:34 WIB

Inggris Desak Anggota G7 Pertahankan Dukungan untuk Ukraina

PM Inggris meyakini, Ukraina bisa memenangkan pertempuran melawan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, 16 Juni 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, 16 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak para pemimpin negara anggota G7 untuk tidak berhenti dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada Ukraina. Johnson masih meyakini, Kiev bisa memenangkan pertempuran melawan Rusia.

“Ukraina bisa menang dan ia akan menang. Tapi mereka membutuhkan dukungan negara kita untuk melakukannya. Sekarang bukan waktunya menyerah pada Ukraina,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan pada KTT G7 yang digelar di Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman, Sabtu (26/6/2022).

Baca Juga

Inggris sudah menyampaikan kesiapannya memberikan bantuan lanjutan sebesar 525 juta dolar AS untuk Ukraina. Downing Street memperingatkan, Ukraina khawatir ia akan kehabisan uang tunai pada musim gugur jika tidak ada suntikan dana segar. Jika dana itu disalurkan, secara total Inggris sudah mentransfer bantuan senilai sekitar 1,8 miliar dolar AS ke Kiev.

Pekan lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mengatakan, negara anggota G7 akan memberikan dukungan dan bantuan kepada Ukraina selama hal itu diperlukan. Dia mengisyaratkan menolak keberhasilan Presiden Rusia Vladimir Putin mengontrol Ukraina.

“Kami (G7) akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan. Kami ingin memastikan bahwa perhitungan Presiden Rusia (Vladimir Putin) tidak berhasil,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman, DPA, yang diterbitkan 18 Juni lalu.

Menurut Scholz, Putin pasti berharap peperangan akan segera berakhir setelah Rusia menguasai cukup banyak wilayah di Ukraina dan komunitas internasional kembali ke urusan seperti biasa. “Itu adalah ilusi,” ujar Scholz. 

Dia mengungkapkan, Jerman bersama Prancis, Italia, dan Rumania telah membahas pasokan senjata lebih lanjut ke Ukraina, khususnya amunisi dan artileri. Sebelumnya Rusia memperingatkan Barat agar tidak terus memasok persenjataan ke Ukraina. Moskow menilai, hal itu sia-sia dan hanya akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut di Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement