Ahad 26 Jun 2022 02:00 WIB

Kolaborasi Praktisi dan Akademik Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa 

Program itu merupakan program kolaborasi antara akademik dengan praktisi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Mahasiswa (Ilustrasi)
Foto: republika/mardiah
Mahasiswa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi Mengajar menjadi salah satu program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beberapa waktu lalu. Dengan berkolaborasi bersama antara kampus dan praktisi, program itu diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dalam bidang akademik maupun profesional di dunia industri. 

“Kita ingin para lulusan mempunyai paket lengkap baik secara akademik maupun profesional di dunia industri agar siap pakai, siap kerja, dan siap berwirausaha,” ujar Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Sofwan Effendi, dalam keterangannya, Sabtu (25/6/2022). 

Baca Juga

Sofwan menerangkan, dalam program Praktisi Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung dari praktisi profesional sesuai bidangnya. Mahasiswa bukan hanya mendapatkan kompetensi akademik, kepakaran, cara berpikir, cara pemecahan problem, tetapi juga langsung dihadapkan pada problem riil dari pengalaman yang disiapkan atau disampaikan oleh para praktisi yang dihadirkan di kampus. 

Untuk dapat bergabung menjadi pengajar, praktisi bisa mengajukan pendaftaran ke perguruan tinggi dan program studi (prodi) yang dipilih sesuai kebutuhan serta kompetensi melalui laman praktisimengajar.id. Selanjutnya, dosen di perguruan tinggi juga dapat mengajukan permintaan praktisi yang dibutuhkan. 

Sofwan mengatakan, program itu merupakan program kolaborasi antara akademik dengan praktisi bukan pesaing atau mengganti. Intinya, kata dia, dosen dan praktisi akan saling berkolaborasi dan melengkapi, bukan mengganti. Selain mendidik dan membimbing mahasiswa dari sisi keilmiahannya di kelas, dosen juga membutuhkan pengalaman di dunia industri. 

"Begitupun dengan praktisi, mereka juga membutuhkan ilmu yang melandasi kompetensinya," ujar Sofwan. 

Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney, mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di seluruh Indonesia agar dapat bergabung dalam Program Praktisi Mengajar. Selain itu, ia juga mengundang institusi-institusi di industri dari perusahaan-perusahaan besar. 

"Kami mengundang jejaring-jejaring praktisi lewat asosiasi dan komunitas, dan kami sangat terharu sekali melihat bagaimana respon-respon positif dari praktisi di bidang budaya. Itu sangan positif sekali,” kata dia. 

Pegiat Pemajuan Kebudayaan Desa Perkumpulan Eksotika Desa Lestari, Panji Kusumah, mengaku tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada. Menurut dia, teman-teman praktisi dapat berkontribusi dan memperlihatkan, pembelajaran kontekstual menjadi sangat penting karena ilmunya dapat diterapkan secara langsung dimanapun ia berada. 

Bergabung dalam Praktisi Mengajar, Panji akan berbagi ilmu yang bersinggungan dengan upaya pelestarian cagar budaya Candi Borobudur dalam mata kuliah arkeologi publik kepada mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). “Kami akan melibatkan beberapa mahasiswa ataupun lulusan dari berbagai perguruan tinggi untuk berbagi pengalaman di lapangan," kata Panji. 

"Nantinya juga belajar dilakukan dengan mendatangi salah satu daerah yang sedang menjadi kawasan dalam pengembangan arkeologi publik. Ini akan memberikan banyak cara pandang dan melatih mahasiswa untuk melihat bahwa persoalan bisa diselesaikan tidak hanya dari satu sisi," sambung Panji. 

Dosen Program Studi Penyulihan dan Komunikasi Pertanian UGM, Ratih Ineke Wati, turut menyambut baik Program Praktisi Mengajar. Berbagai dukungan telah dilakukan UGM, seluruh fakultas hingga program studi diundang dan diberikan materi, dan materi tersebut sebenarnya sudah ada di praktisimengajar.id. 

"Ditambah lagi, setelah sosialisasi tersebut kami tidak berhenti, Universitas mendorong praktisi dari level fakultas dan prodi untuk ikut berpartisipasi,” ujar Ratih. 

Selain itu, Ratih mengatakan, UGM juga telah berkolaborasi dengan praktisi melalui kegiatan seperti research study, seminar nasional dan internasional, akreditasi nasional dan internasional, serta program kuliah tamu. Dari program itu, akhirnya pihaknya merasa perlu mengundang para praktisi untuk berkolaborasi dengan jangka waktu yang lebih panjang. 

"Terima kasih, program ini sangat memberikan dampak yang sangat baik bagi kami sebagai dosen, karena kami juga bisa menyusun kurikulum dengan baik lagi dan lebih sesuai dengan capaian lulusan yang sudah kami targetkan agar siap untuk terjun ke dunia kerja,” kata Ratih. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement