Jumat 24 Jun 2022 08:21 WIB

BNI Resmi Catatkan Green Bond Rp 5 Triliun di Bursa Efek Indonesia

Green Bond BNI terdiri dari seri A (BBNI01AGN) dan seri B (BBNI01BGN)

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk resmi mencatatkan green bond senilai Rp 5 triliun di Bursa Efek Indonesia.
Foto: BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk resmi mencatatkan green bond senilai Rp 5 triliun di Bursa Efek Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk resmi mencatatkan green bond senilai Rp 5 triliun di Bursa Efek Indonesia.

Dalam keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, Obligasi Berwawasan Lingkungan (Green Bond) I PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mulai dicatatkan di BEI. Obligasi Berwawasan Lingkungan (Green Bond) I PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2022 yang dicatatkan dengan nilai nominal Rp 5 triliun terdiri dari Seri A (BBNI01AGN) dengan nilai nominal Rp 4 triliun, jangka waktu tiga tahun, dan kupon 6,35 persen. 

Selanjutnya, Seri B (BBNI01BGN) dengan nilai nominal Rp 1 triliun jangka waktu lima tahun, kupon 6,85 persen Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Obligasi BNI adalah idAAA (Triple A). 

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Adapun total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2022 sebanyak 53 emisi dari 41 emiten senilai Rp 69,20 triliun.

Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 498 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 456 triliun dan 47,5 juta dolar AS, diterbitkan oleh 122 emiten.

Surat berharga negara (SBN) tercatat BEI berjumlah 150 seri dengan nilai nominal Rp 4.816,65 triliun dan 205,99 juta dolar AS. Kemudian EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp 4,31 triliun.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan kinerja pembiayaan hijau BNI masih tumbuh positif seiring perjanjian kredit berkelanjutan yang berjalan agresif segmen UMKM maupun korporasi pada paruh pertama 2022.

“Sambutan dan apresiasi luar biasa dengan oversubscribe hingga empat kali. Tentunya dana yang terhimpun akan langsung kami gunakan untuk mendorong kinerja green banking lebih kuat lagi," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (23/6/2022).

Menurutnya green banking merupakan masa depan perbankan nasional. Terlebih, konsep ekonomi yang akan digunakan masa depan merupakan ekonomi sirkular, yakni ekosistem ekonomi yang mengedepankan daur ulang berbagai limbah sebagai bahan baku produksi guna mengurangi eksploitasi komoditas alam yang berlebihan. Adapun model ekonomi ini mengedepankan efisiensi untuk mengurangi pembuangan efek rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement