Jumat 24 Jun 2022 07:25 WIB

Kementan Pastikan Bangkai Domba di Sungai Semarang Negatif PMK

Laboratorium Kementan menguji 97 sampel dari bangkai domba di Sungai Semarang

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Warga mengumpulkan dan mengambil bangkai domba dan kambing dari badan sungai Serang, di wilayah Dusun pamotan, Desa/ Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah untuk dikubur, Selasa (21/6). Sekitar 50 ekor domba dan kambing yang mati karena PMK dibuang oleh pihak yang tak bertanggungjawab di aliran sungai ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Warga mengumpulkan dan mengambil bangkai domba dan kambing dari badan sungai Serang, di wilayah Dusun pamotan, Desa/ Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah untuk dikubur, Selasa (21/6). Sekitar 50 ekor domba dan kambing yang mati karena PMK dibuang oleh pihak yang tak bertanggungjawab di aliran sungai ini.

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Hasil dari uji laboratorium BBVeteriner Wates, Kementerian Pertanian menyimpulkan penyelidikan terhadap temuan puluhan bangkai domba di Sungai Serang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Respons yang dilakukan atas temuan ternak domba yang dibuang di sungai Serang, Semarang dilakukan dengan pengambilan sampel dan uji PCR untuk memastikan adanya dugaan kematian akibat PMK. 

Kepala Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) Hendra Wibawa mengungkapkan hasil laboratorium dengan uji realtime PCR menunjukkan negatif virus PMK pada spesimen/sampel yang diambil.

Baca Juga

“Kami mengambil spesimen swab oral dan swab teracak dari domba yang sebelumnya ditemukan di sungai dan telah dikubur di sekitar lokasi penemuan bangkai. Hasil uji menyatakan negatif PMK,” jelas Hendra dalam Siaran Pers Kementan, kamis (23/6/2022).

Hendra mengatakan laboratorium penyidikan penyakit hewan di tempatnya, telah menguji 97 sampel dari bangkai yang ditemukan. “Jadi tidak benar kematiannya akibat PMK. Kami pastikan secara pemeriksaan PCR dan masyarakat tidak perlu resah,” ujarnya.

Tim Investigasi gabungan BBVET Wates, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen PKH, dan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang telah melakukan penyidikan epidemiologi pada tanggal 21-22 Juni 2022 dengan menelusuri kasus, kemungkinan penyebab kematian dan faktor risiko, serta pengambilan sampel untuk peneguhan diagnosis laboratorium.

Mengenai kemungkinan penyebab kematian dan diagnosis, menurut Hendra pihaknya memperhatikan mayoritas ternak domba berjenis kelamin betina, maka ada kemungkinan bahwa ternak-ternak merupakan ternak-ternak indukan yang telah ditandai untuk tujuan tertentu.

“Kami menduga ada faktor kelelahan perjalanan jauh dari ternak ini, faktor stres saat transportasi antar daerah, sehingga kondisinya tidak sehat atau juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi penyakit. Kami masih lakukan pengujian lanjutan untuk penyakit lainnya,” kata Hendra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement