Jokowi Berencana Kunjungi Rusia-Ukraina, Legislator: Kontribusi Indonesia Semakin Jelas

Indonesia bisa punya kontribusi semakin jelas dalam konflik Rusia dan Ukraina

Kamis , 23 Jun 2022, 18:31 WIB
 Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, (ilustrasi).
Foto: AP/Natacha Pisarenko
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko WIdodo berencana akan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin usai menghadiri KTT G7 di Jerman pada 26-27 Juni. Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, menilai langkah tersebut tepat untuk memperlihatkan peran Indonesia semakin nyata dalam mengusahakan perdamaian.

“Rencana presiden tersebut merupakan langkah tepat, karena Indonesia bisa punya kontribusi semakin jelas dalam konflik Rusia dan Ukraina yang kita ketahui bersama dampaknya sekarang makin kompleks,” kata Christina dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga

Menurutnya sikap aktif Presiden Jokowi tersebut membuktikan Indonesia tidak hanya diam dalam menyikapi antarkedua negara tersebut tetapi justru memiliki keberanian mengambil sikap. Christina menambahkan, Presiden Jokowi bakal  tercatat sebagai pimpinan negara pertama di Asia yang melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina.

“Situasi perang Rusia dan Ukraina kita pahami sangat kompleks. Banyak negara mungkin ragu mengambil langkah tetapi Indonesia berani melakukan ini dengan tentunya pertimbangan utama kemanusiaan, sehingga sudah sewajarnya kita apresiasi dan harus didukung,” ujarnya.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina, dan Moskow, Rusia, pada akhir bulan ini. Jokowi akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pengarahan media secara virtual, Rabu (22/6/2022).

Retno mengatakan, kunjungan Jokowi akan menjadi kunjungan pemimpin Asia pertama ke dua negara tersebut di tengah situasi yang tidak normal ini. Perang hingga kini masih berkecamuk di Ukraina yang menimbulkan dampak yang sangat besar bagi dunia.

"Dunia juga memahami mengenai kompleksitas masalah yang ada. Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai presiden G20 dan salah satu anggota Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam," tegas Retno.