Kamis 23 Jun 2022 18:55 WIB

PM Inggris Tiba di Rwanda Hadiri KTT Persemakmuran

PM Inggris hadiri pertemuan puncak negara-negara persemakmuran

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah tiba di ibu kota Rwanda, Kigali untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara persemakmuran
Foto: AP/Carl Court/Getty Images Europe Pool
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah tiba di ibu kota Rwanda, Kigali untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara persemakmuran

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah tiba di ibu kota Rwanda, Kigali untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara persemakmuran, Kamis (23/6/2022) waktu setempat. KTT para pemimpin negara Persemakmuran/Commonwealth Heads of Government Meeting (CHOGM) akan membahas tantangan global yang dihadapi saat ini.

"Saya telah tiba di Rwanda untuk CHOGM untuk mengatasi tantangan global, dari kelaparan hingga perubahan iklim, dan untuk meningkatkan perdagangan dengan beberapa ekonomi paling dinamis di dunia," kata Johnson di Twitter pada Kamis (23/6/2022) pagi dikutip laman Anadolu Agency.

"Dengan nilai, sejarah, dan bahasa kita bersama, Persemakmuran adalah asosiasi yang unik dan vital," imbuhnya.

Johnson diharapkan untuk mengembangkan hubungan perdagangan negaranya dengan asosiasi yang beranggotakan 54 negara ini. Sebab perdagangan Inggris dengan Uni Eropa (UE) telah menyusut sejak Brexit dan mengalami tingkat inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran juga akan mencakup perwakilan dari Australia dan Jamaika, dua negara yang dalam beberapa tahun terakhir telah membahas pemutusan hubungan dengan monarki Inggris. Pangeran Charles mewakili Ratu Elizabeth II pada pertemuan yang diadakan untuk pertama kalinya sejak 2018 karena pandemi.

Acara itu bertepatan dengan ketidakpastian atas rencana kontroversial Rwanda dari pemerintah Inggris, yang dengannya mereka berencana untuk memindahkan ribuan pencari suaka ke negara Afrika Timur itu. Penerbangan pertama yang direncanakan dibatalkan pada 14 Juni setelah intervensi hukum menit terakhir dari Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

Pangeran Charles menggambarkan rencana itu mengerikan. Ia lebih dari kecewa dengan rencana deportasi. KTT Persemakmuran akan berlanjut hingga Ahad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement