Kamis 23 Jun 2022 16:23 WIB

Harga Cabai Mahal, Warga Tasikmalaya Diminta Tanam Sendiri

Tingginya harga cabai i Tasikmalaya disebabkan jumlah pasokan yang berkurang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Tanaman cabai, ilustrasi. Harga kebutuhan pokok, khususnya cabai, di Kota Tasikmalaya masih terpantau tinggi.
Foto: Antara/Arnas Padda
Tanaman cabai, ilustrasi. Harga kebutuhan pokok, khususnya cabai, di Kota Tasikmalaya masih terpantau tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga kebutuhan pokok, khususnya cabai, di Kota Tasikmalaya masih terpantau tinggi. Oleh karena itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya mengimbau warga untuk menanam cabai sendiri.

Berdasarkan laporan dari UPTD Pasar Resik I Kota Tasikmalaya per 23 Juni 2022, harga cabai rawit merah di Pasar Cikurubuk berada di kisaran Rp 85 ribu per kilogram.

Baca Juga

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana, mengatakan, masih tingginya harga cabai disebabkan jumlah pasokan yang berkurang. Kondisi cuaca di beberapa daerah yang masih terjadi hujan membuat sejumlah petani cabai gagal panen akibat cuaca.

"Sementara permintaan tinggi," kata dia, Kamis (23/6/2022).

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Enung Nurteti, mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan.

"Untuk cabai, kami ada kegiatan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari)," kata dia.

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memberdayakan keluarga untuk menanam cabai di halaman rumahnya masing-masing. Dengan kegiatan itu, diharapkan para kelompok wanita tani (KWT) dapat menanam cabai dan ketergantungan membeli cabai di pasar dapat dikurangi.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tasikmalaya per 2021, kebutuhan cabai merah besar mencapai 10,8 ton per hari. Sementara kebutuhan cabai rawit per hari mencapai 16,6 ton.

Selain itu, pihaknya bersama Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya akan menggelar kegiatan Kelurahan Sadar Inflasi. "Itu kan salah satunya untuk memproduksi cabai, memanfaatkan lahan pekarangan. Jadi diharapkan nanti, keluarga itu mandiri pangan. Tidak membeli cabai ke pasar. Sebab selama ini kebutuhan cabai di Tasikmalaya cukup tinggi," kata Enung.

Ia menambahkan, pihaknya juga mulai merintis upaya agar KWT untuk bisa memasarkan langsung ke masyarakat. Pasalnya, selama ini untuk pemenuhan kebutuhan cabai di Kota Tasikmalaya masih harus mengandalkan pasokan dari luar daerah. Sementara panjangnya rantai distribusi membuat harga makin tinggi.

"Kami sudah merintis adanya pasar tani, agar KWT bisa memasarkan langsung ke konsumen. Jadi nanti bisa memotong rantai distribusi yang selama ini sangat panjang. Tapi ini masih rintisan," kata dia.

Dari data UPTD Pasar Resik I Kota Tasikmalaya, tak hanya harga cabai rawit merah yang masih tinggi. Cabai merah juga masih berada di kisaran harga Rp 65 ribu per kilogram. Sementara harga cabai merah keriting Rp 75 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit hijau Rp 65 ribu per kilogram. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement