Kamis 23 Jun 2022 09:33 WIB

Gerakan Berkah Samarinda Gandeng Sineas Sosialisasikan Airlangga

Gerakan BerkAH telah melakukan upaya sosialisasi efektif terkait program pemerintah.

Gerakan Berkah Samarinda yang diikuti anak-anak muda.
Foto: Istimewa
Gerakan Berkah Samarinda yang diikuti anak-anak muda.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Gerakan BerkAH terus mensosialisasikan sosok Airlangga Hartarto dengan program pemerintah melalui diskusi dan kajian yang dilakukan dengan berbagai kalangan. Termasuk dengan mengadakan survei kepada publik dan diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion (FGD).

Salah satunya dilakukan Gerakan BerkAH Samarinda, yang disambut positif kalangan masyarakat dan pengurus Partai Golkar di daerah. Ketua DPD Partai Golkar Kota Samarinda H Hendra mengatakan, diskusi yang digelar Gerakan BerkAH Samarinda menjadi ajang koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat, Golkar, pemerintah daerah, dan unsur masyarakat, seperti kampus dan komunitas kreatif.

Hendra menjelaskan, Golkar berkomitmen untuk terus mendukung kerja pemerintah, khususnya program ekonomi kerakyatan. Dia mengapresiasi keberadaan Gerakan BerkAH yang digagas secara independen oleh relawan Airlangga. Menurut dia, Gerakan BerkAH telah berkontribusi mengolaborasikan upaya pengenalan dan sosialisasi Airlangga sebagai capres 2024.

"Gerakan BerkAH telah melakukan upaya sosialisasi efektif terkait program pemerintah bantuan ekonomi kepada masyarakat pada saat yang sama mendengat masukan masyarakat secara langsung. Hal ini dilakukan secara kolaborasi dengan partai dan komunitas masyarakat sipil yang kemudian secara bersama mendukung Pak Airlangga sebagai Presiden RI 2024," ujarnya dalam siaran di Jakarta, Kamis (23/6/2022).

 

Di Kota Samarinda, sosialiasi terkait sosok Airlangga menyasar pelaku sektor industri kreatif, pariwisata, dan perfilman. Menurut narasumber dari Muarasuara/Sindikat Sinema Samarinda, Robby Octavian, potensi bisnis perfilman di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur tersebut sebenarnya cukup besar.

Hanya saja, sambung dia, perlu dorongan motivasi agar para sineas lokal bisa bersaing dengan sineas dari daerah lainnya. Permasalahan saat ini, menurut Robby, para sineas asal Samarinda hanya memikirkan film sebagai hobi ataupun mengisi tambahan portfolio saja.

"Jika dibanding kota-kota di mana industri film lokal telah mulai menjadi industri yang cukup baik dan berkelanjutan, Samarinda diharapkan bisa menjadi sentra komunitas film di Indonesia timur," kata Robby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement