Kamis 23 Jun 2022 06:34 WIB

Sandi: Pendampingan dan Pelatihan Tingkatkan Kualitas Desa Wisata Hilisimaetano 

Hilisimaetano menjadi salah satu dari 50 desa wisata terbaik dalam seleksi ADWI.

Menparekraf Sandiaga Uno sambangi Desa Wisata Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.
Foto: Istimewa
Menparekraf Sandiaga Uno sambangi Desa Wisata Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, NIAS SELATAN -- Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, kali ini menyapa Desa Wisata Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. Program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tahun kedua ini mengangkat tema ’Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit’.

Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat pada Rabu sore (22/6). Beragam seni tari khas Hilisimaetano ditampilkan untuk menyambut Menteri Parekraf dan rombongan. Dalam kesempatan tersebut, Sandi tampak didampingi Bupati Nias Selatan Dr Hilarius Duha, dan Kepala Desa Hilisimaetano Formil Dakhi. 

Dalam sambutannya, Sandi mengungkapkan, ketakjubannya terhadap keindahan alam hingga kekayaan budaya lokal di Desa Hilisimaetano. ”Saya ucapkan selamat kepada Bapak Bupati yang telah bisa meningkatkan gairah ekonomi dalam tatanan ekonomi baru dengan Desa Wisata Hilisimaetano, tepuk tangan untuk kita semua,” ucap Sandi disambut riuh tepuk tangan warga Desa Hilisimaetano.

 

photo
Menparekraf Sandiaga Uno sambangi Desa Wisata Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. - (Istimewa)

 

Sandi mengatakan, Kemenparekraf akan memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan sarana prasarana dan kualitas destinasi wisata tersebut. ”Seperti toilet hanya ada satu. Kita akan tingkatkan homestay. Juga kita ingin jadikan desa wisata ini sebagai tujuan kunjungan wisatawan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Kami juga akan meningkatkan ekonomi kreatifnya sehingga lapangan kerja terbuka dan ekonomi masyarakat meningkat,” beber Sandi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/6/2022).    

Hilisimaetano terpilih menjadi salah satu dari 50 desa wisata terbaik yang terjaring melalui proses seleksi ketat pada tahun ini. Seleksi tersebut berdasar tujuh kategori penilaian, yakni; 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.

Untuk diketahui,  pada ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang diharapkan terjaring. Sehingga,  itu dapat mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia. Dalam pengembangan desa wisata, Kemenparekraf berkolaborasi dengan mitra strategis yaitu Astra, BCA, dan BNI. Hilisimaetano sendiri akan menjadi peserta Desa Sejahtera Astra (DSA). 

DSA adalah program pembinaan dan pengembangan desa dari Astra selama satu tahun ke depan. Hal tersebut selaras dengan tujuan penyelanggaraan ADWI, yakni agar menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Itu diharapkan dapat membangkitkan ekonomi desa. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia. 

Hilisimaetano terbentang sepanjang sekitar 500 meter. Itu menjadikan permukiman  tradisional Desa Hilisimaetanö ini sebagai kampung terpanjang di seluruh kepulauan Nias. Desa ini juga merupakan salah satu desa adat tertua di Kabupaten Nias Selatan dengan sejumlah peninggalan sejarah. Seperti, batu megalitik, rumah adat, serta tradisi-tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini. Untuk mencapai Desa Wisata Hilisimaetano diperlukan waktu tempuh sekitar 2,5 jam dari Bandara  Binaka, dengan menggunakan kendaraan roda empat. 

Bicara potensi, Desa Wisata Hilisimaetano memiliki segudang kekayaan alam dan seni budaya. Dari sisi keindahan alam, desa tersebut memiliki wilayah seluas 10 hektare yang merupakan dataran  dengan beberapa perbukitan. 

Mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian petani. Hilisimaetano menjadi  salah satu lumbung padi terbesar yang ada di Kepulauan Nias. Di Hilisimaetano juga  terdapat hutan, gua, serta air terjun.

Bicara seni dan budaya, Desa Wisata Hilisimaetano kaya akan tarian adat. Di antaranya Tarian Maluaya Si'oligo. Itu merupakan tarian yang menyiratkan persatuan seluruh masyarakat desa. Selain itu, ada Tari Fogaele, atau yang lebih dikenal dengan tarian penyambutan di mana para penari wanita membawa Bola Nafo - tas anyaman berisi sirih-untuk diberikan pada tamu kehormatan. Tarian ini menunjukan kelembutan para wanita. Kemudian, Tari perang -Faluaya-, seperti namanya.  Tarian tersebut menunjukan keperkasaan para pejuang. 

Sementara itu, Desa Wisata Hilisimaetano memiliki tradisi Mame Afo. Itu adalah tradisi pemberian sirih untuk para tamu yang di dalamnya terdapat tarian Maluaya Si'oligo dan Fogaele Fahombo, menjadi salah satu atraksi utama. 

Ini adalah sebuah tradisi  lombat batu dengan tinggi sekitar  dua meter. Di desa ini sejak dini, anak-anak dilatih secara rutin untuk melakukan  Fahombo dengan replika batu yang lebih kecil. Konon ini merupakan ujian ketangkasan seorang pemuda untuk menjadi ksatria desa. 

Ada pula Famadaya Harimao. Itu adalah sebuah ritual kuno yang dulunya diadakan setiap 14 tahun sekali. Ritual ini dilakukan dengan mengarak patung menyerupai harimau-Lawolo Fatao. Tujuannnya untuk penyucian dan pembaharuan hukum adat yang berlaku. Upaca ini dipimpin oleh Ere-imam kuno-dari  Hiliamaigila kemudian patung tersebut akhirnya akan dibuang di Sungai Zumali. Fakta menariknya, di Nias sendiri sebenarnya tidak pernah ada harimau. 

Soal kuliner, Desa Wisata Hilisimaetano memiliki Babae, kofo- kofo, kopi, dan jajanan pasar yang bahan bakunya diambil dari hasil pertanian dan pekebutan desa. Sedangkan potensi kriya, ada ukiran patung, aksesoris tradisional seperti kalabubu-kalung yang berfungsi penangkal pedang ketika musuh hendak menebas leher-, pedang tradisional, baju zirah, dan kerajinan anyaman. Di des aini, wisatawan juga dapat bermalam di homestay sederhana. Tersedia dua unit. Bentuknya unik berupa rumah tradisional dan ada pula rumah yang sudah modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement