Rabu 22 Jun 2022 23:59 WIB

Pemkot Bogor Siap Pulihkan Distribusi Sapi Jelang Idul Adha

Pemkot Bogor pulihkan distribusi lewat pembukaan akses masuk ternak awal Juli nanti

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat berusaha memulihkan distribusi sapi, kambing dan domba menjelang Idul Adha 1443 Hijriah, dengan membuka kembali akses keluar masuk hewan ternak berkuku belah tersebut pada awal Juli.Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas Rasmana mengatakan penutupan akses keluar masuk hewan ternak dilakukan hanya sementara, agar membuat pencegahan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang ditargetkan hingga akhir bulan ini benar-benar terkendali."Kalau sampai akhir bulan ini ditutup, berarti masih ada waktu sekitar 9 hari untuk distribusi sapi dan kambing memenuhi kebutuhan kurban," jelas Anas.Anas menyampaikan, peningkatan jumlah sapi yang terpapar PMK dari semula tujuh dari daerah Jawa Timur yang masuk RPH Bubulak, kini telah berkembang menjadi puluhan sapi.

Bukan hanya sapi di RPH Bubulak, lokasi penggemukan sapi yang dikelola masyarakat pun juga ditemukan gejala PMK.

Anas menyebutkan DKPP mencatat hingga Selasa (21/6) telah ada 184 sapi di daerahnya terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) dan telah dua sapi di antaranya mati menjelang Idul Adha ini.

Dari 184 sapi yang terkena PMK itu, terdapat 130 sapi berada di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 54 sapi berada di lingkungan rumah pemotongan hewan (RPH) Bubulak.Saat ini, sebanyak 77 sapi telah dinyatakan sembuh, terdiri dari 30 sapi di lokasi penggemukan sapi di masyarakat dan 47 sapi di RPH Bubulak. Sementara ada dua sapi yang mati. satu sapi berada di RPH Bubulak dan satu sapi berada di lokasi penggemukan masyarakat.

Sebelumnya, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo menyampaikan Kepolisian akan terus memantau distribusi dan penjualan hewan ternak sapi dan kambing menjelang Hari Raya Idul Adha oleh jajaran Polsek dan Bhabinkamtibmas.

"Termasuk kami perlu memberi edukasi kepada semua masyarakat agar tidak terjadi gejolak, kemudian (ketika) tidak ada yang membeli hewan kurban dan sebagainya, tentu ini bersama dinas terkait, Dinas Ketahanan Pangan, agar situasi di Hari Raya Kurban bisa baik dan normal," jelas Susatyo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement