Rabu 22 Jun 2022 19:50 WIB

Kesadaran Gaya Hidup Halal akan Terus Meningkat

Estimasi pertumbuhan sektor halal hingga 2023 juga akan terus mengalami pertumbuhan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kawasan industri halal. Ilustrasi
Foto: MCIE
Kawasan industri halal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Indonesia Halal Training & Education Center (Ihatec), Evrin Lutfika menyampaikan, kesadaran gaya hidup halal akan terus meningkat. Bahkan, estimasi pertumbuhan sektor halal hingga 2023 juga akan terus mengalami pertumbuhan.

Evrin mengatakan, produk pangan diperkirakan tumbuh 43 persen, obat 51 persen, kosmetik 48 persen, fashion 34 persen, dan travel 55 persen. "Hal ini karena populasi Muslim di dunia besar yaitu 24,9 persen atau 1,9 miliar dari total penduduk dunia. Sedangkan populasi Muslim di Indonesia sebanyak 87 persen," kata dia dalam agenda daring yang digelar Ihatec, Rabu (22/6/2022).

Baca Juga

Indonesia pada 2022, lanjut Evrin, termasuk peringkat keempat dalam sektor ekonomi syariah. Sektor pangan halal juga menyumbang pendapatan terbesar dan ini akan terus tumbuh. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki visi pada 2024 sebagai produsen pangan halal tertinggi di dunia.

Evrin menjelaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) tentu tidak cukup sebagai pilar ekosistem halal. Sebab, juga ada konsumen yang juga berpengaruh terhadap besarnya pertumbuhan produk pangan halal. Apalagi, generasi milenial di Indonesia memiliki jumlah besar dengan daya beli yang kuat.

Karena itu, Evrin menuturkan, untuk mendukung ekosistem halal dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia pada 2024, Ihatec mengembangkan unit bisnis baru yaitu Ihatec Marketing Research. Unit ini merupakan perusahaan marketing research di bidang halal pertama di Indonesia.

Sebelumnya, menurut Evrin, memang sudah banyak perusahaan marketing research, namun belum ada yang spesifik di bidang halal. "Padahal pertumbuhan bisnis produk halal ini luar biasa," tutur dia.

Staf Khusus Wakil Presiden bidang ekonomi dan keuangan, Lukmanul Hakim menjelaskan, Indonesia saat ini masih tertinggal dalam hal ekspor produk halal. Padahal keunggulan domestik berpotensi menjadi pemain global.

Dia menjelaskan, pada kuartal pertama tahun ini, ada hal yang dilakukan untuk mengembangkan produk makanan halal Indonesia, yaitu dengan membentuk ekosistem global halal hub. Dalam ekosistem ini terdapat beberapa aspek. Di antaranya adalah kolaborasi dan sinergi lembaga/kementerian, pemetaan industri halal, kurasi UMKM halal unggulan, platform digital UMKM halal, pusat data industri dan UMKM halal, sertifikasi halal UMKM, dan pelatihan ekspor UMKM.

Kuartal kedua 2022 akan fokus pada kawasan industri halal. Kemudian kuartal akhir akan berfokus pada produk halal unggulan. Pada kuartal pertama 2023 fokus pada logistik halal, lalu di kuartal kedua 2023 akan dilakukan penguatan positioning dan branding Indonesia sebagai produsen produk halal global.

Untuk kuartal akhir 2023, akan difokuskan pada investasi industri halal. Dengan seluruh langkah tersebut, Indonesia diharapkan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Muhammad Aqil Irham mengapresiasi diluncurkannya Ihatec Marketing Research. Menurutnya, hal tersebut dibutuhkan untuk memperkuat ekosistem halal di Indonesia. Kepentingan konsumen dan produsen di sektor halal perlu dijembatani.

Aqil juga mengungkapkan, perguruan tinggi memiliki peran besar dalam menyediakan SDM dan riset. Dan Ihatec telah melakukan peran dalam hal pelatihan dan seminar serta konsultasi dan edukasi kepada para produsen dan konsumen. Kini saatnya Ihatec masuk ke dunia riset karena ini cukup penting untuk hadir di Indonesia," ucapnya.

"Dari sisi peneliti, yang menggeluti metodologi dan pengumpulan pengolahan data, saya kira milenial yang baru lulus dari kampus perlu direkrut untuk membantu meningkatkan kualitas dan validitas hasil riset kita, terutama dalam hal aspek jaminan produk halal," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement